-
-

Thursday, June 30, 2011

CT Scan Bisa Membantu Deteksi Kanker Paru


(Foto: thinkstock)Boston, Kanker paru termasuk salah satu jenis kanker yang masih sulit dideteksi. Kini studi menemukan bahwa melakukan pemeriksaan CT-scan bisa membantu mendeteksi kanker paru.

Hasil uji klinis yang dilakukan oleh peneliti dari UCLA terhadap 53.000 orang di 33 lokasi berbeda menemukan bahwa dosis rendah dari CT bisa mengurangi jumlah kematian akibat kanker paru pada perokok sebesar 20 persen.

"Hal ini mungkin menjadi sesuatu yang penting bagi kanker paru dalam satu dekade terakhir," ujar Dr Bruce Johnson dari Dana-Farber Cancer Institute di Boston, seperti dikutip dari CNN, Kamis (30/6/2011).

Para ahli menuturkan seseorang yang tergolong perokok berat dan baru berhenti merokok kurang dari 15 tahun lalu serta berusia antara 55-74 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan kanker paru-paru dengan menggunakan CT scan.

"Ada cara lain yang secara signifikan bisa mengurangi risiko kaematian akibat kanker paru-paru, jika tidak pernah merokok maka jangan memulai tapi jika merokok segeralah berhenti," ujar Johnson.

Scan yang dilakukan lebih mungkin menemukan tumor yang relatif masih kecil sehingga meningkatkan kemungkinan pasien untuk sembuh dan bertahan hidup, serta mengurangi angka kematian akibat kanker.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine, dan dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui apakah CT scan nantinya bisa menjadi pedoman dalam melakukan skrining untuk kanker paru-paru.

Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang banyak menyebabkan kematian bagi laki-laki maupun perempuan, tapi belum ada cara yang baik untuk mendeteksinya. Untuk itu diharapkan pemeriksaan CT scan bisa menjadi cara dalam mendeteksi kanker paru yang ada.

Penyebab utama kanker paru-paru adalah merokok baik karena perokok aktif atau perokok pasif. Sedangkan penyebab lainnya adalah kontaminasi udara sekitar oleh zat asbes, polusi udara oleh asap kendaraan ataupun pembakaran termasuk asap rokok.
ver/ir)



detikhealth.com

Secangkir Teh Sudah Bikin Sehat Sejak Proses Membuatnya


foto: ThinkstockJakarta, Karena banyak mengandung antioksidan, teh bagus untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Bukan hanya kandungannya saja yang menyehatkan, proses menyiapkan secangkir teh juga bisa bermanfaat khususnya bagi orang yang jarang bergerak.

Menurut penelitian, aktivitas fisik seringan apapun termasuk mencuci gelas dan menyeduh teh di dapur bisa memberi manfaat bagi kesehatan. Makin banyak bergerak, makin kecil risiko untuk mengalami masalah terutama menyangkut kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Penelitian yang dilakukan di Queen University di Kingston, Ontario ini mengamati 43 pria dan 92 wanita yang mengalami masalah kegemukan dan jarang bergerak. Selama sepekan, para partisipan mengenakan akselerometer untuk mengamati aktivitas fisiknya.

Hasil pengamatan menunjukkan, para partisipan bergerak lambat dengan kecepatan rata-rata hanya 4,8 km/jam. Namun pada partisipan yang teratur melakukan aktivitasnya selama sedikitnya 30 menit/hari, risiko gangguan jantung dan pembuluh darah berkurang cukup signifikan.

Sang peneliti, Ashlee McGuire mengatakan aktivitas ringan sehari-hari seperti mengerjakan pekerjaan rumah tangga, naik tangga dan berjalan menuju tempat kerja cukup membantu menjaga kesehatan. Namun olahraga sesungguhnya tentu saja lebih dianjurkan.

"Aktivitas tersebut bisa dilakukan tanpa harus meluangkan waktu. Sama sekali tidak sulit dan Anda tidak harus pergi ke gym untuk melakukannya," ungkap McGuire seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (30/6/2011).

McGuire menambahkan, aktivitas ringan yang tidak direncanakan seperti itu bisa membakar kurang lebih 350 kalori dalam sehari. Jika dilakukan secara rutin terus menerus, dalam setahun bisa mencegah terjadinya kenaikan berat badan sebesar 4,5-13,6 kg.

Selain menyeduh atau menyiapkan secangkir teh, mencuci gelas setelah meminumnya bisa membakar kalori 26 kali lebih banyak jika dilakukan secara manusal dan tidak menggunakan mesin. Demikian juga saat mencuci baju, kalori yang dibakar 24 kali lebih banyak jika dilakukan secara manual.
up/ir)



detikhealth.com

Perlukah Anak Melakukan Diet?


(Foto: thinkstock)Jakarta, Beberapa anak ada yang memiliki berat badan berlebih atau bahkan hingga obesitas. Kondisi ini kadang membuat orangtua bingung apakah anaknya harus melakukan diet atau tidak. Perlukah anak melakukan diet?

Diet biasanya diartikan sebagai salah satu upaya untuk menurunkan berat badan dengan cara membatasi jumlah kalori atau jenis makanan tertentu. Namun anak tidak perlu atau sebaiknya tidak melakukan hal tersebut.

Hal ini karena anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan berkembang. Selama waktu itu ia memerlukan berbagai jenis makanan sehat untuk menjaga agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal, seperti dikutip dari Kidshealth, Kamis (30/6/2011).

Kelebihan berat badan memang bisa menyebabkan masalah kesehatan. Tapi anak-anak bisa membahayakan kesehatannya jika melakukan sesuatu secara drastis seperti melewatkan waktu makan atau memutuskan hanya mengonsumsi beberapa makan tertentu saja.

Jika anak memang perlu menurunkan berat badannya, maka sebaiknya kunjungi ahli gizi yang bisa menjelaskan bagaimana cara mengurangi kalori dengan aman dan anak masih bisa mendapatkan semua nutrisi yang diperlukannya.

Satu hal yang penting adalah jangan memberikan pil, minuman khusus atau cairan lain yang mengklaim bisa menurunkan berat badan dengan cepat, karena anak masih tetap membutuhkan menu sehat dan seimbang untuk pertumbuhannya.

Jadi, anak-anak tidak perlu melakukan diet tapi bisa diganti dengan pola makan sehat dan seimbang untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi, serta melibatkan lebih banyak aktivitas fisik.

Beberapa hal bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak agar memiliki berat badan yang sehat yaitu:

Mengetahui berapa banyak kalori yang diperlukan oleh anak setiap harinya, sehingga orangtua bisa menyediakan makanan sehat bagi anak sesuai kebutuhan dan tetap memberikan anak buah serta sayur. Tidak mengonsumsi lebih dari 1 porsi minuman manis seperti minuman ringan, susu manis, teh manis, minuman buah atau minuman olahraga, tapi berilah air putih yang banyak untuk menjaga agar tubuh tetap terhidrasi. Memulai konsumsi makanan sehat untuk seluruh anggota keluarga dan orangtua bisa menjadi model yang baik untuk anak Biasakan untuk makan di meja bersama-sama dan tidak di depan televisi, serta batasi waktu anak dalam menonton televisi, bermain video game atau duduk di depan komputer. Jangan menggunakan makanan sebagai hadiah untuk prestasi anak terutama fast food. Luangkan waktu untuk bisa aktif bersama anak seperti berjalan-jalan ke luar, bersepeda, jogging atau menari bersama di dalam rumah.  
ver/ir)



detikhealth.com

Minuman Ringan Bebas Gula Tetap Bisa Bikin Gemuk


foto: ThinkstockAustin, Texas, Di pasaran banyak ditemukan minuman ringan berlabel sugar-free alias bebas gula, seolah-olah jika diminum tidak akan bikin gemuk. Padahal pemanis buatan dalam minuman tersebut bisa membuat lingkar pinggang melebar 6 kali lebih cepat.

Konsumen sering terjebak dengan istilah-istilah sugar free, low calorie atau diet soda. Meski tidak menggunakan gula, minuman yang diberi label semacam itu tetap menggunakan pemanis buatan seperti aspartame sebagai pengganti gula sukrosa atau fruktosa.

Secara teori, pemanis buatan seperti aspartame memang mengandung kalori yang jauh lebih rendah dibanding gula biasa bahkan ada yang benar-benar bebas kalori. Namun dalam kaitannya dengan peningkatan berat badan, pemanis buatan tidak sepenuhnya aman.

Dalam penelitian terbaru yang dilakukan di University of Texas terungkap, orang-orang yang rutin mengonsumsi minuman kemasan berlabel bebas gula mengalami peningkatan berat badan lebih cepat, yakni 5-6 kali lipat. Penelitian ini melibatkan 474 orang selama 10 tahun.

Pada relawan yang mengonsumsi minuman bebas gula, lingkar pinggang mengalami peningkatan rata-rata 70 persen lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak mengonsumsinya. Peningkatan paling tinggi yang teramati mencapai 500-600 persen atau sekitar 6 kali lipat.

"Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diet-soda dan minuman berpemanis buatan lainnya tidak sesehat yang digembar-gemborkan," ungkap sang peneliti, Prof Helen Hazuda seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (30/6/2011).

Pemanis buatan diduga memang tidak secara langsung mempengaruhi berat badan. Namun diyakini, promosi bahwa pemanis buatan lebih sehat mendorong seseorang untuk merasa lebih aman sehingga terkadang melupakan diet yang sehat saat mengonsumsi makanan dan minuman lainnya.

up/ir)



detikhealth.com

Merokok di Dalam Mobil Lebih Bahaya dari Menghirup Asap Knalpot


(Foto: thinkstock)London, Rokok diketahui bisa menimbulkan banyak efek buruk bagi kesehatan. Tapi seorang dokter terkemuka di Inggris menuturkan bahwa merokok di dalam mobil lebih berbahaya bagi kesehatan dibanding menghirup asap knalpot.

Douglas Noble, seorang ahli kesehatan publik dari British Medical Association mengklaim untuk menyerukan kontrol terhadap tembakau bagi pengendara kendaraan bermotor terutama larangan merokok saat mengemudi.

"Di dalam mobil konsentrasi partikel diketahui 27 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang merokok di dalam rumah, dan 20 kali lipat lebih tinggi daripada di pub," ujar Noble, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (30/6/2011).

Noble menuturkan konsentrasi tersebut jelas lebih bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan, sehingga diperlukan peraturan yang ketat terutama untuk melindungi perempuan hamil serta anak-anak dari paparan asap rokok.

Diperlukan berbagai kampanye untuk mengakhiri kebiasaan merokok di dalam mobil terutama bagi orang yang membawa anak-anak atau ibu hamil di dalamnya, hal ini karena perokok tersebut telah membuat penumpang lainnya menjadi perokok pasif sehingga memiliki risiko kesehatan yang sama atau justru lebih besar dari perokok aktif.

Jika peraturan larangan merokok di dalam mobil bisa dilaksanakan, maka diharapkan nantinya juga bisa diterapkan larangan merokok di dalam rumah dan tempat-tempat lainnya sehingga mengurangi jumlah perokok pasif dan dampak buruk dari asap rokok.

Berbagai studi mengenai rokok telah menjelaskan bahwa di dalam asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia racun (toksik) serta 43 senyawa penyebab kanker (karsinogenik).

Selain itu asap rokok kalau ditiupkan ke meja agak susah hilangnya karena dia lengket, jadi bagaimana jadinya jika asap itu masuk ke dalam paru-paru yang makin lama semakin banyak jumlahnya.

Bukti-bukti ilmiah juga telah menunjukkan hubungan antara rokok dengan terjadinya berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan reproduksi dan juga kehamilan.
ver/ir)



detikhealth.com

Gen Manusia Tidak Suka Lihat Wajah Murung


(Foto: thinkstock)Reading, Inggris, Hampir semua orang lebih suka melihat wajah yang terlihat bahagia ketimbang wajah yang murung, meski hal tersebut tidak berlaku pada penyandang autis. Lantas mengapa orang lebih suka melihat wajah yang bahagia?

Sebuah studi baru menemukan bahwa mutasi pada gen tertentu dapat membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu melihat wajah yang tampak bahagia dibanding orang lain. Gen tersebut adalah cannabinoid receptor 1 (CNR1) dalam sel otak.

Peneliti mengatakan mutasi pada gen ini akan membuat perbedaan dalam cara orang memproses emosi pada wajah.

"Ada faktor genetik yang mempengaruhi aspek-aspek paling dasar dari perilaku sosial kita, misalnya berapa lama kita melihat wajah bahagia," kata Bhismadev Chakrabarti, peneliti dan asisten profesor di University of Reading di Inggris, seperti dilansir Livescience, Kamis (30/6/2011).

Hasil studi ini juga memberikan wawasan tentang genetika autisme. Individu dengan autis memiliki kesulitan dalam memahami emosi wajah dan jarang melihat wajah orang.

Peneliti menyebutkan bayi cenderung melihat lebih lama pada rangsangan tertentu, termasuk wajah bahagia. Satu hipotesis adalah karena bayi mendapat 'penghargaan' pada otaknya, melalui pelepasan zat kimia tertentu ketika mereka melihat benda-benda menyenangkan.

Cannabinoid receptor 1 terlibat dalam respon otak untuk penghargaan. Gen ini mengontrol pelepasan dopamin, yaitu bahan kimia otak yang membuat orang merasa senang dan bahagia. Dari studi awal sebelumnya, peneliti menduga gen CNR1 mungkin membantu menentukan fiksasi pandangan.

Peneliti menemukan ada hubungan antara mutasi tertentu pada gen CNR1 dan berapa lama orang memandang wajah bahagia, tetapi tidak pada wajah jijik atau murung. Hal ini sesuai dengan teori mereka, karena wajah murung tidak akan bermanfaat.

Studi ini telah dipublikasikan secara online 29 Juni dalam jurnal Molecular Autisme.



mer/ir)



detikhealth.com

Mammograms can cut breast cancer deaths by a third

The longest-running breast cancer screening study ever conducted has shown that regular mammograms prevent deaths from breast cancer, and the number of lives saved increases over time, an international research team said on Tuesday.

The study of 130,000 women in two communities in Sweden showed 30 percent fewer women in the screening group died of breast cancer and that this effect persisted year after year.

Now, 29 years after the study began, the researchers found that the number of women saved from breast cancer goes up with each year of screening.

"We've found that the longer we look, the more lives are saved," Professor Stephen Duffy of Queen Mary, University of London, whose study was published in the journal Radiology, said in a statement.

Dr. Stamatia Destounis, a radiologist at Elizabeth Wende Breast Care in Rochester, New York, who was not involved in the study, said radiologists have been quoting results of the Swedish study for years and the new findings show breast cancer screening is "even more of a benefit than we understood."

She said sweeping changes in the U.S. screening guidelines two years ago that scaled back recommendations on breast cancer screening caused a lot of confusion among doctors and patients about the benefits of mammograms.

"We've had to do a lot of education of the patients and their doctors. This will help for that," Destounis said.

In the study, women were divided into two groups, one that received an invitation to have breast cancer screening and another that received usual care.

The screening phase of the trial lasted about seven years. Women between 40 and 49 were screened every two years, and women 50 to 74 were screened roughly every three years.

"Our results indicate that in 1,000 women screened for 10 years, three breast cancer deaths would be prevented," Duffy said, adding that most of the deaths prevented would have occurred more than a decade after the screening had started.

"This indicates that the long-term benefits of screening in terms of deaths prevented are more than double those often quoted for short-term follow-up."

The new data adds to evidence on the long-term benefits of regular mammography screening.

Screening controversy
New breast screening recommendations issued in 2009 by the U.S. Preventive Services Task Force, an influential advisory group, recommended against routine mammograms for women in their 40s and said women in their 50s should get mammograms every other year instead of every year.

The guidelines contradicted years of messages about the need for routine breast cancer screening starting at age 40, eliciting protests from breast cancer experts and advocacy groups who argued the recommendation for fewer screenings would confuse women and result in more deaths from breast cancer.

The changes were meant to spare women some of the worry and expense of extra tests needed to distinguish between cancer and harmless lumps. But the latest results from the Swedish study show the rate of false positive results was low.

"We saw the actual number of overdiagnosed cases was really very small -- less than 5 percent of the total," Robert Smith, director of cancer screening at the American Cancer Society and one of the study's authors, said in a telephone interview.

Many groups, including the American Cancer Society, have stuck by their long-standing recommendations of a yearly breast exam for women starting at age 40, stressing that the breast X-rays have been proven to save lives by spotting tumors early, when they are most easily treated.

"I think for anybody who was beginning to have their faith shaken in the value of mammography, these data show mammography is quite valuable as a public health approach to reducing deaths from breast cancer," Smith said.

Duffy said he thinks screening women 40 to 54 every 18 months and screening women 55 and older every two years would be a reasonable schedule.

He said the new findings do not speak to the frequency of screening issue, but they do make clear that screening works.

"Everyone must make up their own mind, but certainly from combined results from all the screening trials, mammography in women aged 40-49 does reduce deaths from breast cancer," he said.

Breast cancer is the second-leading cause of cancer death among U.S. women, after lung cancer. It kills 500,000 people globally every year and is diagnosed in close to 1.3 million people around the world.

  • Wednesday, June 29, 2011

    Alergi-alergi Paling Aneh yang Dialami Manusia


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Makanan seperti makanan laut (sea food), susu sapi, kacang, debu atau bulu dari hewan peliharaan paling sering menyebabkan alergi. Tapi ada 6 jenis pencetus alergi yang tergolong paling aneh. Apa saja?

    Alergi terjadi pada saat sistem kekebalan tubuh bertindak seolah-olah zat asing (pencetus) lebih berbahaya dari yang sebenarnya.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada delapan jenis makanan yang menjadi pencetus lebih dari 90 persen reaksi alergi, yaitu susu, telur, kacang tanah, kacang pohon (seperti hazelnut dan walnut), ikan, kerang, kedelai dan gandum.

    Tapi ada 6 pencetus alergi lainnya yang tergolong aneh, seperti dilansir Myhealthnewsdaily, Rabu (29/6/2011), yaitu:

    1. Alergi air mani
    Meski jarang terjadi, ada beberapa perempuan yang alergi terhadap air mani atau semen pasangannya. Bahkan dalam kasus yang jarang terjadi, laki-laki pun bisa alergi terhadap air maninya sendiri.

    2. Alergi daging sapi
    Alergi daging sapi juga tidak biasa terjadi, terutama pada orang dewasa. Namun menurut sebuah studi kasus yang dilaporkan dalam Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology tahun 2001, seorang pria yang tidak memiliki riwayat alergi jelas mengalami dua reaksi pada daging sapi. Tes menunjukkan ia alergi terhadap daging sapi, kambing dan daging kelinci, tetapi tidak alergi terhadap kucing, kuda, tungau, kedelai atau susu sapi.

    3. Alergi hormon wanita
    Cukup banyak perempuan yang mengeluhkan memburuknya jerawat pada beberapa hari siklus menstruasinya. Namun, sejumlah kecil perempuan menderita kondisi yang disebut autoimmune progesterone dermatitis (APD), yaitu gangguan kulit yang diperburuk oleh hipersensitivitas progesteron selama fase luteal dari siklus menstruasi, yang terjadi setelah ovulasi.

    4. Alergi air
    Air sangat dibutuhkan manusia, bahkan sebagian besar tubuh manusia adalah air. Tapi ternyata untuk kasus yang jarang terjadi, air juga dapat menyebabkan alergi yang disebut aquagenic urticaria. Orang yang alergi air akan mengalami gatal-gatal parah dan bintik merah dalam waktu 5 menit setelah kontak dengan air, terlepas sumber (air laut atau air keran) ataupun suhu air tersebut.

    5. Alergi larutan garam
    Larutan garam memang dianggap zat berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan karena bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. Namun, dalam kasus yang dilaporkan di American Journal of Emergency Medicine pada tahun 2009, seorang wanita asal Turki (37 tahun) mengembangkan suatu reaksi anafilaksis (alergi akut) karena infus normal saline (larutan garam) saat ini sedang menjalani pengobatan nyeri perut akut.

    6. Alergi umpan ikan
    Ada kasus yang melaporkan beberapa umpan ikan menyebabkan reaksi alergi di kalangan nelayan. Seorang nelayan amatir (58 tahun) mengeluh pembengkakan dan gatal-gatal di wajah dan tubuhnya setiap kali ia pergi memancing di air tawar. Gejala akan muncul sekitar tiga jam setelah ia mulai memancing, tapi kadang-kadang tidak akan muncul selama enam atau delapan jam, setelah ia kembali ke rumah.

    Hasil tes mengungkapkan bahwa orang tersebut alergi terhadap larva Galleria mellonella (ngengat lilin besar), yang ia digunakan sebagai umpan saat memancing.
    mer/ir)



    detikhealth.com

    Penemuan Baru yang Bikin Nyamuk Tak Berselera Pada Manusia


    (Foto: thinkstock)Nashville, AS, Para ahli akhirnya menemukan cara baru untuk membasmi nyamuk yang mengancam manusia seperti malaria. Dengan tidak mengganggu ekosistem, ilmuwan mengubah kebiasaan-kebiasaan dari nyamuk dengan sebuah senyawa baru yang membuat nyamuk tak berselera pada manusia.

    Setelah bekerja enam tahun, Dr Lawrence Zwiebel seorang peneliti dari Vanderbilt University di Nashville, Tennessee AS, akhirnya menemukan cara untuk mengusir serangga mematikan dengan pendekatan baru.

    Tim Zwiebel berhasil mengubah kebiasaan dari hama kuno itu, seperti kebiasaan berpesta dengan mengidentifikasi senyawa yang dapat mengganggu penciuman perilaku nyamuk. Dengan senyawa baru ini diyakini sebagai cara yang ribuan kali lebih efektif dibandingkan dengan obat anti serangga yang paling umum digunakan, DEET (N, N-diethyl-m-toluamide).

    "Senyawa ini diberi nama VUAA1, bekerja dengan mengaktifkan 76 reseptor bau serangga sekaligus, sehingga dapat sangat merangsang dan membingungkan serangga," Dr Lawrence Zwiebel, seorang peneliti di Vanderbilt University, seperti dilansir ABCNews, Rabu (29/6/2011).

    Ilmuwan mengibaratkan nyamuk yang terkena senyawa tersebut dengan pengalaman manusia. "Jika Anda masuk ke lift dan ada seseorang dengan parfum terlalu menyengat, Anda hanya sekali mengaktifkan reseptor bau sedikit, tapi Anda masih ingin keluar untuk dari sana," kata Jones.

    Untuk nyamuk, senyawa ini akan mengaktifkan setiap reseptor dan akan sangat membingungkan. Senyawa ini juga akan memperpendek kemampuan penciuman nyamuk terhadap manusia.

    Dan jika bukan pada manusia, nyamuk akan menargetkan burung atau mamalia lain sebagai sasarannya, yang tidak menggunakan obat nyamuk. "Nyamuk akan menjadi sembarangan dalam mencari mangsa," jelas Jones.

    Terlebih lagi, senyawa ini tampaknya juga efektif untuk serangga lainnya. "Ini penolak baru yang potensial dapat mengusir hampir setiap serangga," papar Jones.

    Ancaman nyamuk berbahaya telah menjadi masalah global yang mendapat perhatian serius. Di berbagai penjuru dunia, nyamuk malaria telah merenggut nyawa seorang anak setiap 45 menit sekali, yang sebagian besar terjadi di Afrika. Namun kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah.

    "Binatang paling berbahaya di planet ini adalah gambiae Anopheles, nyamuk yang membawa malaria," kata Dr Zwiebel.
    mer/ir)



    detikhealth.com

    80 Persen Dokter yang Diadukan ke MKDKI Karena Salah Komunikasi


    foto: ThinkstockJakarta, Apa pelanggaran yang paling banyak dilakukan dokter Indonesia terhadap pasiennya? Ternyata masalah komunikasi yang paling banyak diadukan oleh masyarakat yang dari total jumlah aduan, 80 persen karena masalah komunikasi yang gagal.

    "Sampai bulan Mei 2011 ada 135 kasus pengaduan dan 80 persennya akibat komunikasi yang tidak baik antara dokter dengan pasien," ujar Prof Dr Med Ali Baziad, SpOG(K) selaku ketua MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) dalam acara konferensi pers tentang sistem pengaduan pasien di gedung KKI, Jl Hang Jebat Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (28/6/2011).

    Prof Ali menuturkan dokter harus menyediakan waktunya untuk menjelaskan pada pasien apa saja hal yang akan dilakukannya serta apa yang terjadi dengan pasien. Karenanya jumlah tempat praktik dokter harus dibatasi agar dokter punya waktu lebih untuk menjelaskan pada pasien.

    Komunikasi antara dokter dengan pasien memang tidak terlalu bagus, kadang tidak nyambung atau ada salah tangkap antar keduanya. Diperlukan komunikasi yang jelas, informasi yang baik antara dokter dengan pasien. "Kalau tidak baik, ini yang bisa memicu banyaknya pengaduan ke MKDKI," ujar DR Sabir Alwy, SH, MH selaku wakil ketua MKDKI.

    Selain masalah komunikasi ada pula permasalahan lain yang dilaporkan mengenai pelanggaran disiplin kedokteran seperti ingkar janji (dishonesty/fraud) yaitu pasien menganggap bahwa dokter itu seolah-olah malaikat yang pasti bisa menyembuhkan. Dalam kasus ini MKDKI akan melihat proses yang sebenarnya terjadi apakah dokter sudah melakukan prosedur yang sesuai dengan standar atau tidak.

    Masalah lain yang juga diadukan adalah mengenai penelantaran pasien. Dalam hal ini dokter harus tahu kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya, jika memang sudah tidak sanggup menangani pasien sebaiknya segera dirujuk ke ahlinya.

    "Kalau dokter sadar kemampuannya hanya sebatas itu sebaiknya segera rujuk ke ahlinya, jangan menelantarkan pasien atau seakan-akan mau merawat tapi justru malah ditelantarkan," ujar DR Sabir.

    Permasalahan lain yang diadukan oleh masyarakat terkait dengan pelanggaran disiplin kedokteran adalah pembiayaan, standar pelayanan, kasus rumah tangga, kompetensi dan iklan (tenaga kesehatan yang menjadi model iklan).

    Sedangkan dokter yang paling banyak diadukan adalah dokter umum (50 persen), dokter bedah (33 persen), dokter kandungan (24 persen), dokter anak (12 persen), dokter penyakit dalam (10 persen) dan dokter lain seperti dokter mata, anestesi, saraf, paru, jantung atau dokter gigi.

    ver/ir)



    detikhealth.com

    Ini Akibatnya Jika si Kecil Kurang Tidur


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Saat musim liburan sekolah, orangtua biasanya membolehkan anaknya untuk tidur lebih malam dari biasanya. Tapi hal ini sebaiknya jangan menjadi kebiasaan, karena kurang tidur pada anak bisa menimbukan dampak yang buruk.

    Anak usia sekolah membutuhkan tidur setidaknya 10-12 jam per hari. Beberapa hal bisa membuat anak menjadi kurang tidur seperti terlalu banyak kegiatan, menonton televisi, bermain video atau komputer.

    Jika si kecil memiliki waktu tidur yang kurang maka akan berdampak terhadap beberapa hal seperti dikutip dari Lifemojo, Selasa (28/6/2011) yaitu:

    1. Kurang konsentrasi
    Kurang tidur bisa membuat anak menjadi lelah sehingga tidak fokus atau konsentrasinya berkurang. Kondisi ini akan membuatnya sulit menerima informasi dari luar.

    2. Mudah marah
    Hal ini menyebabkan anak mudah iriatsi atau mudah marah, perilaku hiperaktif sehingga kadang bisa membuat orangtua atau pengasuhnya kesal.

    3. Menurunnya nilai IQ
    Para peneliti dari University of Virginia menemukan anak yang kurang tidur dapat mengganggu perkembangan IQ dan kognitifnya, sehingga ia memiliki nilai yang lebih rendah di sekolah dan sulit membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya. Para ahli berpendapat semakin cepat anak tidur setelah belajar maka kemampuan mengingatnya semakin besar.

    4. Masalah emosional
    Kurang tidur bisa meningkatkan kadar hormon setrs kortisol, sehingga memungkinkan ia mengalami masalah yang berkaitan dengan depresi dan kecemasan. Hal ini bisa membuat anak mudah sedih, marah, kelelahan, mual dan khawatir sepanjang waktu.

    5. Masalah dengan berat badan
    Studi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan anak yang kurang tidur berisiko mengalami obesitas yaitu sekitar 92 persen. Peneliti menuturkan untuk setiap 1 jam tambahan tidur yang didapat anak bisa menurunkan risiko sebesar 9 persen.

    6. Berisiko diabetes
    Kurang tidur akan mempengaruhi penyerapan glukosa, setiap kekurangan waktu tidur sebanyak 2 jam dalam 1 minggu berkaitan dengan peningkatan kadar pro inflammatory cytokins dan low grade inflammation yang dapat mempengaruhi resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko diabetes.

    7. Berpotensi ADHD (hiperaktif)
    Studi yang dilakukan oleh University of Michigan dan diterbitkan oleh Pediatrics Magazine menemukan gangguan tidur pada anak seperti sleep apnea, mendengkur, sering terbangun di malam hari atau gelisah bisa memberikan kontribusi terhadap kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
    ver/ir)



    detikhealth.com

    Pasien yang Mengadukan Dokter ke MKDKI Jumlahnya Makin Banyak


    foto: ThinkstockJakarta, Masyarakat yang mengadukan dokter ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) jumlahnya semakin meningkat. Hal ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan perlindungan.

    "Sampai saat ini semakin banyak masyarakat yang tahu mengenai MKDKI dan ingin mendapatkan perlindungan," ujar DR Sabir Alwy, SH, MH selaku wakil ketua MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) dalam acara konferensi pers tentang sistem penanganan pengaduan pasien di gedung KKI, Jakarta, Selasa (28/6/2011).

    Berdasarkan data dari MKDKI didapatkan pada tahun 2006 ada 9 pengaduan, tahun 2007 ada 11 pengaduan, tahun 2008 ada 20 pengaduan, tahun 2009 ada 36 pengaduan, tahun 2010 ada 49 pengaduan dan tahun 2011 sampai bulan Mei ads 10 pengaduan. Total pengaduan yang ada sebanyak 135.

    "Setiap orang yang tahu atau merasa dirugikan akibat adanya pelanggaran disiplin kedokteran bisa mengadu ke MKDKI," ujar DR Sabir.

    DR Sabir menuturkan untuk melakukan pengaduan bisa datang ke kantor MKDKI atau melalui surat pengaduan. Tahapan yang perlu dilakukan adalah:

    1. Mengisi surat pengaduan yang berisi identitas pengadu, hubungan dengan pasien, dokter yang diduga melakukan pelanggaran, identitas dari pasien, menjelaskan kronologis seperti tindakan apa yang dilakukan dan dimana tempatnya.

    "Kalau ada alat bukti yang bisa memperkuat pengaduan akan lebih baik, agar tidak bersifat fiktif," ujar DR Sabir.

    2. MKDKI akan menindaklanjuti dan investigasi ke lokasi, misalnya dengan meminta rekam medis dan mengetahui SOP dari fasilitas kesehatan tersebut.

    3. Diproses secara internal hingga nantinya ada keputusan dari MKDKI.

    Sanksi yang bisa diberikan berupa teguran secara tertulis, rekomendasi pencabutan surat ijin praktek baik yang bersifat sementara (maksimal 1 tahun) atau tetap dan memberikan pelatihan serta pendidikan untuk meningkatkan kualitas.

    "Ada yang bilang sanksi tersebut terlalu ringan, padahal mendapat teguran saja buat dokter itu sudah berat karena menunjukkan bahwa ia sudah melanggar disiplin," ujar Prof Dr Med Ali Baziad, SpOG(K).

    Prof Ali menuturkan apalagi kalau sudah masuk wilayah hukum, buat dokter itu tidak mudah, jadi sanksi yang diberikan tidak bisa dibilang ringan.

    ver/ir)



    detikhealth.com

    Olahraga dengan Perut Kosong Tak Efektif Membakar Lemak


    foto: ThinkstockJakarta, Dengan harapan bisa cepat kurus, beberapa orang berolahraga dalam kondisi perut kosong. Padahal cara ini tidak efektif membakar lemak, jutru otot akan menyusut karena kalori yang terpakai lebih banyak berasal dari pembakaran protein.

    Anggapan bahwa berolahraga dengan perut kosong akan memaksimalkan pembakaran lemak sepintas cukup masuk akal. Jika perut diisi dulu sebelum olahraga, maka kalori yang dipakai akan banyak berasal dari makanan dan bukan hasil pembakaran lemak.

    Namun penelitian terbaru yang dimuat di Strength and Conditioning Journal menunjukkan, pembakaran lemak tidak meningkat meski tidak makan sebelum olahraga. Jumlah lemak yang terbakar sama saja dengan ketika olahraga didahului dengan makan yang cukup.

    Ketika tidak makan, kalori yang dipakai untuk menghasilkan energi saat berolahraga tidak seluruhnya berasal dari pembakaran lemak. Sebagian di antaranya justru berasal dari pembakaran protein, yakni unsur paling dominan yang menyusun jaringan otot.

    Dalam penelitian tersebut, para ahli mengamati pembakaran kalori pada sejumlah atlet bersepeda yang diminta berolahraga dengan perut kosong. Hasil pengamatan menunjukkan, 10 persen kalori berasal dari pembakaran protein yang membuat ototnya menyusut.

    Menurut penelitian tresebut, makan sebelum olahraga lebih dianjurkan asal waktunya tidak terlalu berdekatan. Dikutip dari NYTimes, Rabu (28/6/2011), olahraga dengan perut kosong tidak lebih efektif menurunkan berat badan dan justru lebih banyak efek negatifnya.

    Sementara dalam penelitian lain, makan sebelum olahraga justru memberikan manfaat lebih khususnya pada wanita, yakni tidak cepat lapar. Menurut penelitian yang dilakukan tahun 2002 tersebut, konsumsi 45 gram karbohidrat sebelum olahraga bisa mempertahankan rasa kenyang lebih lama sepanjang hari.
    up/ir)



    detikhealth.com

    Mandi Air Hangat Bisa Usir Rasa Kesepian


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Jika Anda merasa kesepian dan sendirian, cobalah berendam air hangat. Penelitian menemukan bahwa mandi air hangat dapat membuat orang merasa lebih baik dan mengusir rasa sepi.

    Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Yale University di Amerika Serikat menunjukkan bahwa air hangat dapat bertindak sebagai pengganti teman, seperti dilansir Dailymail, Selasa (28/6/2011).

    Peneliti mengatakan semakin orang merasa kesepian, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat mengusir perasaan tersebut.

    Dalam penelitian tersebut, peneliti meminta sekelompok partisipan yang beranggotan 400 orang dan berusia antara 18 sampai 65 tahun, untuk membuat catatan dari kebiasaan mandi mereka dan mencatat bagaimana perasaan mereka sebelum dan sesudah mandi.

    Peneliti juga mencatat tingkat kesepian pastisipan dan mengkonfirmasi hubungan antara kehangatan fisik dan kehangatan sosial yang berasal dari teman-teman dan keluarga.

    "Kehangatan pengalaman fisik ditemukan secara signifikan dapat mengurangi penderitaan pengucilan sosial," tulis laporan penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal psikologi Emotion.

    Menurut peneliti, cara ini dapat mengganti kehangatan sosial yang hilang dengan kehangatan fisik yang berasal dari air hangat. Peneliti percaya bahwa kesimpulan ini bisa memiliki implikasi yang luas untuk mengatasi depresi dan gangguan emosional lainnya.

    Temuan ini juga mendukung penelitian di Kanada yang menemukan bahwa orang akan merasa lebih dingin secara fisik saat kesepian.

    Selain bermanfaat untuk mengusir rasa sepi, mandi air hangat ternyata juga banyak memiliki manfaat, antara lain seperti dilansir Healthmad:

    Meredakan stres Air hangat lebih ampuh mengangkat kelebihan minyak dan kotoran yang menempel di permukaan kulit Melancarkan peredaran darah Membuka pori-pori kulit Mengatasi insomnia  
    mer/ir)



    detikhealth.com

    Nyeri Leher Bisa Berkurang dengan Makan Pisang


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Ada cara mudah yang bisa dilakukan saat sedang nyeri otot. Jika sering mengalami nyeri otot seperti sakit leher sebaiknya lebih sering mengonsumsi pisang. Kenapa harus pisang?

    Kandungan mineral kalium yang tinggi dalam pisang diketahui bisa mengembalikan keseimbangan elektrolit dan mengurangi kontraksi otot yang menyakitkan. Selain itu pisang diketahui mengandung kadar lemak dan kolesterol yang rendah serta tinggi vitamin dan mineral.

    Mengonsumsi buah pisang yang dikombinasikan dengan istirahat serta konsumsi cairan yang tepat bisa menjadi obat yang sederhana dan efektif untuk mengatasi beberapa jenis sakit atau nyeri pada leher, seperti dikutip dari Livestrong, Rabu (29/6/2011).

    Sakit atau nyeri pada leher seringkali disebabkan oleh ketegangan otot akibat cedera, menghabiskan waktu lama di depan komputer atau menyetir. Selain itu tekanan pada saraf yang terletak di leher juga bisa menimbulkan rasa sakit.

    Rendahnya kadar mineral tertentu di dalam tubuh terutama kalium atau kalsium bisa memicu terjadinya otot kejang. Efek ini akan menjadi lebih buruk terasa ketika seseorang mengalami dehidrasi di saat yang bersamaan.

    Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kram dan nyeri otot leher adalah meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan kalium. Makanan ini meliputi buah pisang, jus jeruk, tomat, kismis atau kentang yang dipanggang bersama kulitnya.

    Sebuah pisang ukuran sedang diketahui memiliki kandungan kalium sebanyak 422 mg, dan tingkat asupan harian dari kalium untuk orang dewasa sekitar 4.700 mg sedangkan bagi atlet asupannya lebih tinggi lagi karena untuk menghindari nyeri otot.

    Tapi jika rasa sakit atau nyeri di leher tidak juga berkurang atau justru menjadi lebih buruk, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Karena bisa jadi nyeri yang muncul bukan akibat otot yang tegang, melainkan sebagai gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius terutama jika rasa nyeri semakin menyebar ke lengan atau bahu.
    ver/ir)



    detikhealth.com

    French-German E. coli link seen in sprouted seeds

    Dutch and British health officials advised people to avoid raw salad shoots and seeds on Monday after scientists linked an outbreak of E.coli in France to a highly toxic one in Germany that has sickened more than 3,900 people and killed 47.

    A British health safety expert said it was very unlikely to be pure coincidence that sprouted salad seeds have been identified as the probable source of both outbreaks.

    Two more people were hospitalized in Bordeaux on Monday, taking the total now being treated for infection with the E.coli bacteria to nine, French authorities said.

    One of those admitted was a returning patient who had been allowed home after being hospitalized last week. The other was a new case who was taken to hospital with bloody diarrhea.

    Earlier in the day, another patient was moved out of intensive care, while the condition of a 78-year-old woman was said to have changed to stable from serious. The other five patients are said to be stable.

    French authorities say at least two of those affected have been found to have the same rare strain that has infected thousands in Germany.

    "We've got a new emergent infection that has rarely been described before and it's cropped up twice in the same food product," said Paul Hunter, an E. coli expert and professor of public health at Britain's University of East Anglia. "That cannot be coincidence."

    Britain's Food Standards Agency (FSA) said sprouted seeds such as alfalfa, mung beans -- usually known as beansprouts -- and fenugreek should only be eaten if they have been cooked thoroughly "until steaming hot throughout."

    "They should not be eaten raw," it said in a statement.

    'Same contamination'
    Initial investigations into the outbreak of E. coli in France have suggested a possible link to sprouting seeds from a British company, Thompson & Morgan.

    The firm said on Monday it was withdrawing a number of varieties of seeds from sale and advised people not to eat or grow them. However, it was not yet recalling any of its products.

    "Thompson & Morgan is keen to reassure its customers that so far no substantive link has yet been established between the consumption of sprouted seeds and the outbreak of E. coli," it said in a statement.

    Health authorities in Germany have linked the epidemic there to contaminated bean sprouts and shoots from a German organic farm sold to consumers and restaurants for eating in salads.

    Latest data from the European Center for Disease Prevention and Control, which monitors disease in the region, show that at least 3,919 people have been infected in the outbreak.

    "Although this has not been proven, it's almost certainly going to be the case that seeds in both the French and German outbreaks were probably contaminated at the same place â€" either where the seeds were grown or very soon afterwards," said Hunter.

    The FSA said that to date, no cases of food poisoning have been reported in Britain linked to the outbreak in France.

    The Dutch ministry of health said it was advising people not to eat raw fenugreek, mustard seeds and other sprouts. Nine cases of E. coli with direct links to the German outbreak were recorded in the Netherlands but Dutch officials said so far no-one else has become ill.

    E.coli bacteria thrive in nutrient-rich environments like the guts of humans or cows. This strain â€" known as STEC O104:H4 â€" has been found to be particularly sticky, making it likely to be able to cling on to leaves, seeds and other foodstuffs.

    Hunter, who noted that E.coli outbreaks linked to sprouts are a fairly regular event in Europe and America with two or three a year, said the germs can survive for several months on seeds prior to sprouting and are almost impossible to detect.

    "I know a lot of people like raw sprouting seeds, but if you want them then you've got to decide whether or not you're prepared to take the risk," he said.

    Tuesday, June 28, 2011

    Puskesmas & Rumah Sakit Mulai Disiapkan Paperless Tahun Ini


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Untuk mengatasi kelangkaan dokter di daerah, Menteri Kesehatan mengupayakan agar mulai tahun ini Puskesmas dan Rumah Sakit tak lagi memakai kertas (paperless). Rekam medis dicatat secara elektronik, sehingga pemeriksaan bisa dilakukan jarak jauh.

    Dengan teknologi informasi, Puskesmas atau Rumah Sakit di daerah tidak harus merujuk pasiennya ke kota-kota besar hanya untuk mendapatkan penanganan dokter spesialis. Misalnya pasien melakukan rontgen di Lampung, gambarnya bisa dikirim saat itu juga untuk diperiksa di Jakarta.

    Langkah ini menurut Menteri Kesehatan (Menkes), Endang Rahayu Sedyaningsih bisa menjadi solusi alternatif untuk mengatasi kelangkaan tenaga medis khususnya dokter spesialis. Solusi lain tetap dilakukan, namun untuk saat ini pemanfaatan teknologi informasi juga diperlukan.

    "Saat ini Kemenkes juga memberikan beasiswa bagi dokter-dokter dari daerah, tapi pendidikannya baru akan selesai 3-4 tahun lagi," ungkap Menkes dalam peluncuran Electronic Medical Consult (e-MC) hasil kolaborasi EKA Hospital dengan Mayo Clinic di Hotel Mulia, Senayan, Selasa (27/6/2011).

    Penerapan teknologi informasi di Puskesmas dan Rumah Sakit pemerintah di daerah tidak perlu muluk-muluk misalnya dengan video teleconference secara langsung antara dokter dan pasien. Komputerisasi rekam medis saja menurut Menkes sudah cukup memudahkan pelayanan jarak jauh.

    Selain lebih efisien, administrasi kesehatan yang sudah terkomputerisasi juga akan meminimalkan kesalahan medis atau medical error. Ke depannya, bukan hanya rekam medis yang akan dilakukan tanpa kertas alias paperless tetapi juga resep-resep yang biasanya ditulis tangan oleh dokter.

    Penerapan teknologi untuk mewujudkan layanan kesehatan yang peperless dimulai tahun ini dengan mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) untuk Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk Rumah Sakit Pemerintah, SIK baru akan dikembangka
    (up/ir)



    detikhealth.com

    Dokter dan Pasien Sama-sama Butuh Second Opinion


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Second opinion atau pendapat kedua merupakan hak pasien ketika kurang yakin pada seorang dokter saja. Namun kadang bukan pasien yang butuh second opinion, justru dokternya yang merasa perlu terutama jika ada hal-hal yang belum diketahuinya.

    Dr Esther Nurima, MARS, Managing Director Corporate EKA Hospital menilai pada kondisi tertentu second opinion justru lebih dibutuhkan oleh dokter. Dalam menangani suatu masalah, setiap dokter pasti punya keterbatasan sehingga butuh second opinion dari dokter lain.

    "Second opinion justru bagus untuk dokter. Kalau dia (dokter) merasa ada hal-hal yang tidak diketahuinya, ada baiknya ditanyakan ke ahlinya," ungkap Dr Esther usai jumpa pers peluncuran Electronic Medical Consult (e-MC) hasil kolaborasi EKA Hospital dengan Mayo Clinic di Hotel Mulia, Senayan, Selasa (27/6/2011).

    Sementara bagi pasien, second opinion pada prinsipnya hanya diperlukan untuk memberikan rasa percaya diri. Jika pasien yakin atau percaya pada dokter dan dokternya memang mampu, Dr Esther menilai second opinion mestinya tidak terlalu dibutuhkan.

    Sejalan dengan prinsip tersebut, Dr Esther sepakat bahwa inisiatif untuk mendapatkan second opinion seharusnya lebih banyak datang dari dokter. Pasien tetap bisa menggunakan haknya jika memang dirasa perlu, namun yang seharusnya lebih membutuhkan second opinion adalah dokter.

    Salah satu terobosan EKA Hospital untuk memberikan kesempatan bagi pasien yang butuh second opinion adalah dengan menghadirkan e-MC, hasil kerja sama dengan Mayo Clinic di Amerika Serikat. Dengan teknologi ini, pasien tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk berobat.

    Untuk kasus-kasus yang sangat kompleks dan tidak mungkin ditangani dokter di Indonesia, e-MC memungkinkan dokter atau pasien untuk melakukan konsultasi secara langsung (real time) dengan para ahli di rumah sakit swasta terbesar di Amerika Serikat tersebut lewat video teleconference.

    Layanan ini tentunya tidak gratis sehingga tidak semua pasien akan diarahkan untuk memanfaatkannya. Namun jika ada dokter maupun pasien yang memang membutuhkan, e-MC memungkinkan para pakar dari Mayo Clinic untuk memberikan second opinion tanpa harus datang ke Indonesia.
    up/ir)



    detikhealth.com

    Tak Perlu ke AS untuk Konsultasi dengan Dokter Mayo Clinic


    Mayo Clinic di Rochester (dok: mayoclinic.org)Jakarta, Pasien dari Indonesia banyak yang jauh-jauh ke luar negeri hanya untuk konsultasi dengan para ahli. Dengan kemajuan teknologi, kini dokter-dokter dari Mayo Clinic di Amerika Serikat bisa melayani pasien secara langsung dari jarak jauh.

    Untuk pertama kalinya, Mayo Clinic hadir untuk melayani pasien di Indonesia. Para ahli dari rumah sakit swasta terbesar di Amerika Serikat ini memang tidak datang secara langsung, tapi akan melayani dari jarak jauh dengan teknologi Electronic Medical Consult (e-MC).

    Konsultasi jarak jauh tersebut tidak sebatas surat menyurat saja, namun dengan teknologi video teleconference pasien di Indonesia bisa bertatap muka secara langsung (real time) dengan para pakar di Mayo Clinic. Data medis pasien juga bisa diakses bersamaan oleh kedua pihak.

    Soal keamanan dan kerahasiaan, konsultan kardiologi sekaligus perwakilan Mayo Clinic, Thomas R Behrenbeck, MD, PhD, SCCP menjamin seluruh data telah dilindungi dengan sistem pengkodean yang canggih. Dijamin data pasien tidak akan terbaca oleh pihak yang tidak berkepentingan.

    "e-MC bukan hal baru di Mayo Clinic, jadi enkripsi (pengkodean) sudah tidak jadi masalah. Soal teknologi, kami bahkan sudah merintis Robotic Surgical System (operasi dengan robot yang dikendalikan dari jarak jauh)," ungkap Dr Behrenbeck dalam penandatanganan kerjasama dengan EKA Hospital di Hotel Mulia, Senayan, Selasa (27/6/2011).

    Karena tidak gratis, tentu tidak semua pasien akan diarahkan untuk memanfaatkan layanan yang hadir di Indonesia berkat kerja sama dengan EKA Hospital ini. Hanya kasus-kasus tertentu yang sangat kompleks dan tidak tertangani oleh dokter di Indonesia.

    Namun jika pasien menghendaki, layanan ini juga bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan second opinion atau pendapat kedua. Apabila pasien menghendaki masukan dari yang lebih ahli, dokter dari EKA Hospital bisa mendampingi pasien untuk bersama-sama mengakses e-MC.

    "Tidak semua kasus akan di arahkan untuk e-MC, hanya yang benar-benar kompleks. Misalnya yang sesuai bidang saya adalah kelainan jantung bawaan pada anak, kadang kami dokter butuh penilaian dari yang lebih ahli antara lain dalam menentukan waktu terbaik untuk melakukan operasi," ungkap pakar kardiologi anak dari EKA Hospital, dr Sukman Tulus, SpA.

    Sementara bagi Mayo Clinic sendiri, layanan e-MC diharapkan juga bisa jadi ajang saling bertukar ilmu (sharing knowledge) antar dokter. Banyak kasus yang mungkin lebih sering terjadi di Indonesia, misalnya ptropical disease seperti malaria dan demam dengue.

    Dalam banyak kasus, para ahli dari Mayo Clinic sendiri sering mendapat pengalaman baru dari e-MC. Misalnya saat menangani gangguan jantung yang sangat langka, selenium cardiomyopathy yang beberapa tahun lalu masih jarang diketahui dokter jantung.

    Dengan e-MC, Dr Behrenbeck mengaku mendapatkan banyak masukan dari dokter jantung di China tentang gangguan jantung yang sangat langka tersebut. Di China, kasus itu beberapa kali ditemukan karena dalam tradisi setempat selenium ternyata sering dikonsumsi sebagai obat kuat.

    Mayo Clinic merupakan organisasi kesehatan nonprofit terbesar di Amerika Serikat yang telah beroperasi lebih dari 100 tahun. Organisasi ini mengelola rumah sakit swasta terbesar di Amerika yang beroperasi di Rochester-Minnesota, Jacksonville-Florida dan Scottdale-Arizona.

    Tiap tahun rumah sakit ini melayani lebih dari 1 juta pasien yang datang dari sekitar 140 negara di seluruh dunia. Rumah sakit ini diperkuat oleh lebih dari 3.000 dokter spesialis, 150 di antaranya merupakan subspesialis di bidang kardiologi.

    up/ir)



    detikhealth.com

    Kenapa Kelelahan Bisa Memicu Serangan Jantung?


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Tubuh sebaiknya memang tidak terlalu diforsir untuk bekerja terus menerus, karena tubuh pun perlu beristirahat. Kondisi tubuh yang terlalu lelah atau kecapekan bisa memicu terjadinya serangan jantung. Kenapa bisa begitu?

    Kelelahan adalah kondisi tubuh akibat berkurangnya energi atau kekuatan akibat kerja yang berlebihan, kurang tidur, khawatir, kebosanan, olahraga terlalu keras atau kurangnya melakukan aktivitas fisik.

    Kondisi fisik dan mental yang terlalu lelah bisa memicu terjadinya berbagai macam penyakit kronis seperti gangguan pencernaan, gangguan sistem jantung serta penurunan daya tahan tubuh.

    Jika kondisi tubuh yang kelelahan ini diikuti dengan pola makan dan tidur yang buruk seperti merokok, begadang dan mengonsumsi kopi maka bisa semakin memperberat kerja dari jantung.

    Saat tubuh mengalami kecapekan maka tubuh akan bernapas lebih cepat dan lebih dalam untuk memasok oksigen lebih banyak. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kerja jantung yang semakin berat.

    Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya kram otot dan kram jantung yang membuat seseorang terkena serangan jantung. Hal ini akan lebih berisiko pada orang yang sudah memiliki gangguan jantung sebelumnya serta memiliki pola hidup yang tidak sehat.

    Serangan jantung atau yang juga dikenal dengan myocardial infraction adalah kematian otot jantung mendadak karena halangan yang tiba-tiba pada arteri koroner akibat adanya pembekuan darah atau penyumbatan.

    Penyumbatan pada arteri ini mengambil darah dan oksigen dari otot jantung yang menyebabkan otot jantung mengalami cedera. Cedera pada jantung ini menimbulkan sakit dada dan sensasi yang menyakitkan. Jika aliran darah tidak dikembalikan ke otot jantung dalam 20-40 menit bisa menyebabkan kematian, seperti dikutip dari Medicinenet, Selasa (28/6/2011).

    Jika tubuh sudah merasa lelah atau terlalu keras bekerja sebaiknya segera istirahat untuk menormalkan kembali kondisi tubuh. Selain itu hindari pola hidup yang bisa memperberat kerja jantung seperti berhenti merokok, mengurangi konsumsi kopi dan mendapatkan waktu tidur yang cukup.
    ver/ir)



    detikhealth.com

    Ibu Hamil yang Banyak Makan Bisa Berbahaya Bagi Bayi


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Beberapa ibu hamil kadang masih memiliki pemikiran makan untuk dua orang. Pemikiran ini sebaiknya dihilangkan, karena ibu hamil yang terlalu banyak makan bisa berbahaya bagi bayi yang dikandung.

    Peneliti mengungkapkan ibu yang memiliki pemikiran makan untuk dua orang akan makan dalam porsi yang terlalu banyak selama kehamilan yang justru bisa meningkatkan risiko bayi memiliki IQ rendah, gangguan makan dan psikosis.

    Kondisi ini akan membuat ibu mengalami kenaikan berat badan berlebih atau obesitas. Diketahui sekitar 1 dari 6 ibu hamil digolongkan obesitas dalam waktu 3 bulan pertama kehamilan, dan jumlahnya akan lebih banyak lagi dalam beberapa bulan berikutnya.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal internasional Obesity Review menganalisis beberapa temuan dari seluruh dunia mengenai dampak berat badan ini terhadap perkembangan anak.

    Satu studi menemukan anak yang dilahirkan dari ibu yang obesitas memiliki nilai rata-rata IQ 5 poin lebih rendah, studi dari Swedia menemukan anak yang lahir dari ibu dengan kelebihan berat badan lebih mungkin menderita masalah defisit perhatian (attention deficit problems), sedangkan studi dari Australia menemukan setiap kelebihan 1 nilai BMI pada ibu hamil meningkatkan risiko gangguan makan pada anak.

    Pada studi sebelumnya telah diketahui ibu yang obesitas saat hamil bisa meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, pembekuan darah, keguguran, melahirkan bayi gemuk, melahirkan secara caesar serta lapisan lemak yang menumpuk dapat membuat cacat serius pada bayi tidak terlihat saat di scan.

    "Banyak perempuan yang masih percaya bahwa makan untuk dua orang (eating for two) adalah cara untuk memelihara bayi yang dikandung agar tetap terpenuhi gizinya, padahal kenyataannya itu bisa berbahaya terutama jika pola makannya sudah tidak masuk akal," ujar Tam Fry dari National Obesity Forum, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (28/6/2011).

    Tam Fry menuturkan ibu hamil hanya membutuhkan penambahan sekitar 200 kalori per hari di trimester terakhir. Jika asupan kalori yang dikonsumsi setiap harinya berlebih maka bisa memicu obesitas yang akan berdampak bagi ibu dan bayi yang dikandung.

    Untuk itu diharapkan perempuan memiliki berat badan yang sehat sebelum kehamilan serta mengonsumsi makanan sehat dan seimbang selama kehamilan tanpa melakukan diet selama hamil.
    ver/ir)



    detikhealth.com

    Meninggal Karena Tertawa Terbahak-bahak?


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Tertawa merupakan obat terbaik yang dapat mengurangi hormon stres, membakar kalori dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tapi bila dilakukan berlebihan, tawa ternyata juga membahayakan, bahkan ada yang mengatakan bisa menyebabkan kematian. Benarkah demikian?

    Pernahkah Anda mendengar ada orang yang meninggal setelah tertawa terbahak-bahak? Mungkin terdengar aneh, tapi hal itu benar-benar terjadi.

    Pada abad ketiga SM, kegembiraan yang berakibat fatal pernah terjadi pada Chrysippus, seorang filsuf Yunani yang menghabiskan saat terakhirnya di bumi setelah tertawa terbahak-bahak. Ia meninggal saat tertawa melihat keledainya yang mabuk setelah diberi minum wine.

    Kasus lain terjadi di tahun 1989 pada seorang audiolog asal Denmark yang terkena serangan jantung setelah tertawa begitu keras saat menonton film 'A Fish Called Wanda'. Ia harus meregang nyawa karena terlalu gembira.

    Sama halnya dengan kesedihan yang berlebihan, kegembiraan yang berlebihan ternyata juga bisa membahayakan tubuh manusia.

    "Perasaan yang ektrem, entah itu kesedihan atau kebahagiaan, dapat mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab untuk respons lari atau melawan ancaman di alam liar," jelas Dr Martin Samuels, profesor neurologi di Harvard Medical School, seperti dilansir MSNBC, Selasa (28/6/2011).

    Saat mengalami kegembiraan, lanjut Dr Samuels, otak akan melepaskan bahan kimia alami yaitu adrenalin, yang pada hewan besar dapat menjadi racun bagi berbagai organ, khususnya jantung.

    Kondisi emosi yang sangat kuat, entah emosi yang negatif ataupun positif, akibatnya bisa membahayakan jantung. Pada kasus yang langka dapat menyebabkan irama jantung menjadi abnormal (tidak normal) yang dapat mematikan.

    Kejadian ini disebut 'kegembiraan yang fatal' dan setidaknya ada dua kasus yang tercatat dalam sejarah, seperti dilansir Health24.

    Kematian ini biasanya disebabkan oleh sesak nafas atau gagal jantung. Dalam beberapa kasus, korban telah tertawa sepanjang malam, dan akhirnya meninggal pada hari berikutnya.




    mer/ir)



    detikhealth.com

    Heiress's nurse inherits $30 million — but should she?

    When the wealthy and reclusive copper heiress Huguette M. Clark



    died recently at the age of 104

    , she left $30 million to her personal nurse and $100,000 to her doctor, among other gifts bequested to charities and



    her accountant and lawyer

    .

    Don't miss this on TODAY Health









    Image Source via Getty Images stock




    For smoother, nick-free shave -- oil your razor!



    To extend the sharpness of your razor and prevent product buildup, drizzle some olive oil on the blade. Click for more must-try beauty and skin care tips.




    Wife's insomnia can cause marriage problems



    TV and soda: Small habits cause excess pounds



    Kid food allergies may be twice as common as thought



    Why are thin, fit women getting liposuction?



    The nurse, Hadassah Peri, was thrilled. She said in a statement to the media that said, in part, “I saw Madame Clark virtually every day for the 20 years. I was her private duty nurse but also her close friend.”
    So what's the problem? A nurse who spent years caring for an elderly heiress got a great windfall. But there are serious ethical challenges when patients are the source of big gifts directly to their health care providers.
    While hospitals allow gifts to the institution itself, most have strict rules against a doctor or a nurse personally accepting anything more than a small gift from a patient. And those rules make good sense. Patients ought not be put in the position of trying to bribe their nurse to get attention. And doctors and nurses must not shower favors on those they think might make them personally wealthy. And when a life hangs in the balance, you don’t want your doctor thinking about whether it is better for his bank account if you live or die.



    Story: Heiress Huguette Clark's will leaves $1 million to advisers

    When it comes to big gifts to home caregivers, personal nurses and physicians and those who work outside hospital settings, the ethics are just as sticky but the rules are slim.
    A patient, particularly an elderly and frail one, can get very dependent on a caregiver, particularly if they have few, if any, other social contacts. And a caregiver can be in a good position to start to influence the patient simply because they are there â€" never mind that they are paid to be, not because they necessarily have a strong emotional relationship to the patient.
    Years ago, a private physician asked me if it would be appropriate to be named the conservator of his wealthy elderly patient’s estate. She wanted him to be in charge of her fortune, and he told me that she trusted him over anyone else she knew to do the right thing with her money. I thought this was a bad idea. If he was in charge of her medical care knowing that he stood to control a huge sum of money should she die, it would create a mountain of conflict of interest. If he had been at a hospital, that relationship would have been frowned upon â€" but out in the community there was nothing to prohibit it. In the end he became the conservator but stopped being her doctor.

    Monday, June 27, 2011

    Pasien Baru Benar-benar Meninggal Saat Tahu Hendak Dimakamkan


    foto: ThinkstockKazan, Rusia, Gara-gara rumah sakit salah mendiagnosis kematian, seorang pasien hampir saja dikubur-hidup-hidup. Pasien itu mendadak sadar saat tubuhnya sudah dimasukkan peti mati, lalu menjerit dan akhirnya benar-benar meninggal karena serangan jantung.

    Pasien malang itu adalah Fagilyu Mukhametzyanov, wanita 49 tahun asal Kazan, Rusia. Ia sudah hampir dikuburkan setelah rumah sakit memulangkan jenazahnya dengan alasan sudah tidak tertolong dari berbagai komplikasi sakit kronis yang dideritanya selama ini.

    Setibanya di rumah, tubuh Fagilyu yang terbujur kaku memang sudah tidak bergerak dan semua orang menyangka dirinya benar-benar sudah meninggal. Tak mau berlama-lama, keluarga segera menyiapkan upacara pemakaman, mulai dengan memandikan Fagilyu lalu memasukkannya ke dalam peti mati.

    Begitu peti mati akan ditutup, mendadak Fagilyu terbangun lalu menjerit histeris. Keluarga dan para pelayat tentu saja kaget, namun dampak terburuk dialami oleh Fagilyu yang ketakutan karena mendapati dirinya sudah ditidurkan di dalam peti mati.

    Fagilyu mengalami serangan jantung dan langsung dilarikan ke rumah sakit yang beberap waktu sebelumnya telah menyatakan dirinya meninggal. Namun sayang, kali ini Fagilyu hanya bisa bertahan 12 menit dan untuk kedua kalinya rumah sakit menyatakan dirinya sudah tidak bernyawa.

    Para dokter menduga, kematian Fagilyu yang pertama adalah mati suri. Kondisi ini sering terjadi, sehingga dokter atau rumah sakit biasanya akan memberi jeda sekitar 2 jam untuk memastikan seseorang menar-benar mati atau masih akan hidup lagi.

    Keluarga Fagilyu yang merasa dirugikan oleh kecerobohan rumah sakit dalam mendiagnosis kematian berencana akan mengajukan tuntutan. Fagili, suami Fagilyu yang berusia 51 tahun menilai rumah sakit telah melakukan kelalaian yang telah menewaskan istrinya.

    "Saya benar-benar marah ketika rumah sakit mengatakan istri saya kena serangan jantung. Semula ia tidak mati tapi mereka menyatakannya demikian. Tapi ketika ia benar-benar akan mati, mereka tidak bisa menyelamatkannya," ungkap Fagili seperti dikutip dari The Sun, Senin (27/6/2011).

    up/ir)



    detikhealth.com

    Hidup di Kota Besar Buruk Buat Kesehatan Mental


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Penduduk kota atau orang yang dibesarkan di daerah perkotaan memiliki otak yang bereaksi lebih keras terhadap stres. Otak yang terus menerus stres ini bisa mengganggu kesehatan mental termasuk bisa meningkatkan risiko skizofrenia (gangguan otak yang sering bikin halusinasi).

    Berdasarkan pemeriksaan scan yang dilakukan oleh para peneliti diketahui bahwa penduduk kota atau orang yang dibesarkan di daerah perkotaan memiliki otak yang bereaksi lebih keras terhadap stres.

    Peneliti mengungkapkan bahwa hal ini membantu menjelaskan penyebab kehidupan kota yang dapat meningkatkan risiko skizofrenia dan juga gangguan mental lainnya, dibandingkan dengan orang yang tinggal di pedesaan.

    Pada penelitian sebelumnya telah ditemukan bahwa tumbuh di kota besar bisa meningkatkan risiko skizofrenia, dan beberapa bukti menunjukkan penduduk kota berisiko tinggi mengalami gangguan suasana hati (mood) dan kecemasan.

    Dalam sebuah studi awal yang melibatkan 32 partisipan, peneliti menemukan perbedaan di dua daerah otak yaitu amygdala yang akan bereaksi terhadap adanya ancaman dalam lingkungannya, serta circuitry yang berfungsi mengatur amygdala.

    Para peneliti menemukan sukarelawan yang hidup di kota menunjukkan aktivasi amygdala yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivasi amygdala orang yang hidup di daerah pedesaan.

    "Studi ini tidak bisa mengungkapkan dengan pasti mengapa kehidupan kota akan meningkatkan respons otak, tapi bisa jadi karena stres yang dialami saat berhubungan dengan orang lain turut mempengaruhi respons otak," ujar Dr Andreas Meyer Lindenberg, selaku direktur Central Institute of Mental Health di Mannheim, Jerman, seperti dikutip dari Suntimes, Senin (27/6/2011).

    Selain itu hidup di kota besar tak bisa lepas dari masalah kemacetan yang nantinya bisa memicu terjadinya traffic stress syndrom atau TSS (sindrom stres akibat macet). Kondisi ini tentu saja akan mempengaruhi kesehatan mentalnya.

    Tingkat stres yang terus menerus diketahui bisa memiliki efek buruk bagi tubuh dan kesehatan. Dr Lindenberg menuturkan bahwa pada studi hewan diketahui paparan stres yang terlalu dini dan terus menerus bisa menyababkan dampak yang jangka panjang.

    ver/ir)



    detikhealth.com

    Benarkah Minum Teh Bisa Bikin Batu Ginjal?


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia termasuk di Indonesia karena dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan. Tapi ada pula yang menganggap teh dapat menyebabkan batu ginjal. Benarkah demikian?

    Teh mengandung zat yang disebut oksalat, yang dapat menyebabkan batu ginjal pada beberapa individu. Biasanya, ginjal dapat menghilangkan oksalat dari darah dan mengeluarkan dari tubuh melalui urine. Tapi bagi orang yang rentan atau sudah memiliki bakat batu ginjal sebaiknya memang harus mengurangi atau sama sekali tidak mengonsumsi teh.

    Jika Anda mengkonsumsi terlalu banyak oksalat, zat tersebut dapat terpisah dari urine bergabung dengan kalsium untuk membentuk kalsium oksalat batu ginjal, seperti dilansir Livestrong, Senin (27/6/2011).

    Secangkir teh hitam (pekat) biasanya rata-rata mengandung lebih dari 10 mg oksalat (per 100 gram teh). Karena kandungan oksalat yang signifikan, teh hitam dianggap minuman dengan kandungan oksalat paling tinggi.

    Teh lainnya seperti teh blackcurrant, teh rosehip dan teh mate, mengandung 2 sampai 10 mg oksalat dan dianggap minuman dengan oksalat moderat atau sedang. Jika rentan terhadap batu ginjal, Anda harus menghilangkan teh tinggi oksalat dari diet Anda dan membatasi konsumsi teh dengan oksalat sedang ukurang dari 2-3 porsi per hari.

    Teh hijau dan teh herbal seperti termasuk kayu manis, peppermint dan chamomile, mengandung kurang dari 2 oksalat mg per cangkir (per 100 gram teh). Mengkonsumsi teh rendah oksalat biasanya tidak akan mengarah pada pengembangan batu ginjal.

    Tak hanya membatasi teh, penderita atau orang yang rentan batu ginjal juga harus membatasi oksalat yang berasal daru makanan. Orang yang rentan batu ginjal harus membatasi asupan oksalat 40 sampai 50 mg setiap hari.

    Makanan tinggi oksalat misalnya adalah kacang-kacangan, selai kacang, susu kedelai, roti gandum, blueberry, blackberry, raspberry, wortel, seledri, kangkung, daun bawang, okra, bayam, ubi jalar, terong dan ara.

    Sedangkan asupan makanan dengan oksalat sedang tidak boleh melebihi tiga porsi per hari. Contoh makanan oksalat sedang yaitu yogurt, biji rami, biji bunga matahari, stroberi, pir, peach, jeruk, hati, sarden, bagel, beras merah, oatmeal, asparagus, brokoli, jagung, adas dan tomat.




    mer/ir)



    detikhealth.com

    Kunyah Permen Karet Usai Operasi Kanker Percepat Pemulihan Luka


    foto: ThinkstockLondon, Sebuah rumah sakit terkenal di London menganjurkan pasien kanker untuk membawa permen karet. Menurut penelitian, pasien yang rajin mengunyah permen karet setelah menjalani operasi kanker bisa meninggalkan rumah sakit 2 hari lebih cepat.

    Saran ini disampaikan para dokter di College University London Hospital sebagai bagian dari uji coba untuk menemukan cara mempercepat kesembuhan usai operasi kanker. Uji coba berlangsung sejak 6 bulan lalu, namun para dokter sudah lebih dulu menjamin keamanannya.

    Pasien yang dianjurkan untuk membawa permen karet adalah pasien kanker usus yang akan menjalani operasi pengangkatan. Para dokter meyakini, permen karet dapat mempercepat pemulihan luka setelah operasi sekaligus memperbaiki sistem pencernaan.

    Jenis permen karet yang dianjurkan adalah permen karet bebas gula karena yang dibutuhkan hanyalah gerakan mulut untuk merangsang pelepasan enzim-enzim pencernaan. Permen karet tersebut dikunyah 3 kali sehari sejak selesai operasi, masing-masing selama 1 jam.

    "Permen karet akan merangsang produksi air liur, lalu enzim-enzim di dalamnya akan memicu pelepasan enzim lain di pankreas untuk memulihkan sistem pencernaan," ungkap Prof Alastair Wilson, konsultan bedah di University College London Hospital seperti dikutip dari Telegraph, Senin (27/6/2011).

    Trik ini sebenarnya bukan hal baru, karena permen karet sudah lama digunakan oleh ibu-ibu yang menjalani operasi bedah caesar. Dengan mengunyah permen karet secara teratur, para ibu bisa mengatasi kram perut yang dipicu oleh gangguan sistem pencernaan usai operasi.

    Hasil uji coba selama 6 bulan tersebut memang belum dipublikasikan secara resmi. Namun Prof Wilson mengatakan, sejauh ini tidak ada keluhan dari para pasien dan justru banyak yang merasa lebih baik setelah mengikuti saran dokter untuk mengunyah permen karet.

    Dalam berbagai penelitian, manfaat mengunyah permen karet usai operasi sebenarnya masih simpang siur. Sebagian menganggapnya sebagai efek plasebo, yakni hanya mengurangi stres dan memicu rasa rileks sehingga sistem pencernaan membaik dengan sendirinya.
    up/ir)



    detikhealth.com

    Calories, Not Protein or Carbs, Are Key to Weight Loss: Study

    HealthDay

    SUNDAY, June 26 (Health News) -- Curbing calories is the key ingredient for diabetics seeking to lose weight, and low-fat diets that are either high in protein or high in carbs are equally effective, researchers say.

    "I think there are two key messages from this study," said study lead author Jeremy D. Krebs, a senior lecturer with the school of medicine and health sciences at the University of Otago in Wellington, New Zealand. "The first is that no matter what diet we prescribe, people find it extremely difficult to sustain the changes from their habitual diet over a long time. But if they are able to follow either a high-protein diet or a high-carbohydrate diet, they can achieve modest weight loss."

    Krebs said this first message conveys flexibility and allows people to choose the approach that best suits them and "even to swap between dietary approaches when they get bored."

    The second point "is that for people with diabetes, if they can adhere to either diet and achieve weight loss, then they do get benefits in terms of their diabetes control and cardiovascular risk," he added.

    Krebs and his colleagues are scheduled to report their findings Sunday in San Diego at the American Diabetes Association meeting.

    To compare the potential benefits of two popular dietetic approaches, the authors tracked nearly 300 overweight men and women between the ages of 35 and 75 who were on a new, two-year nutritional program.

    To start, all the participants had a body mass index greater than 27, meaning they were moderately overweight, and all had type 2 diabetes.

    The researchers randomly assigned the participants to one of two groups: a low-fat/high-protein group or a low-fat/high-carb group.

    For the first half year, all attended twice-weekly group sessions led by a dietitian; for the following six months, sessions took place monthly.

    Weight and waist circumference were measured at six months, one year, and two years. Kidney function and lipid (blood fats) profiles were also assessed throughout.

    Food diaries indicated that total calorie intake went down in both groups. Ultimately, both groups lost a similar amount of weight and reduced their waist size in similar measure, the investigators found. And by the end of the two-year period, both groups had similar blood fat profiles.

    Krebs and his colleagues concluded that their "real-world" experiment demonstrated that both approaches afford similar benefits, with the principal driving factor behind sustained weight loss being calorie reduction rather than either high-carb or high-protein consumption.

    Lona Sandon, a registered dietitian and assistant professor of clinical nutrition at the University of Texas Southwestern Medical Center at Dallas, said the observations were "not at all surprising."

    "This is pretty consistent with other research out there that has conducted other long-term comparisons in the general population," she said. "In the first six months you might see a little better benefit from a high-protein approach. But long-term, the initial benefits from a high-protein diet seem to diminish over time, and the two diets end up being essentially equivalent," Sandon explained.

    "The bottom-line is that the issue for weight loss is calories," Sandon added. "Not where those calories come from. You need to create an energy deficit to lead to weight loss, and that happens by decreasing those calories. That's just been shown again and again."

    Experts note that research presented at medical meetings is considered preliminary because it has not been subjected to the rigorous scrutiny required for publication in a peer-reviewed medical journal.

    More information

    For more on nutrition and diabetes, visit the American Diabetes Association.

    Hormon Cinta Bisa Bantu Penderita Sindrom Prader-Willi


    (Foto: thinkstock)Toulouse, Prancis, Oksitosin disebut sebagai hormon cinta karena umumnya hormon ini meningkat saat orang sedang jatuh cinta. Hormon cinta ini ternyata juga bisa mengobati penderita kelainan genetik langka yang disebut sindrom Prader-Willi.

    Sindrom Prader-Willi adalah kelainan genetik langka yang mempengaruhi 1 dari 25.000 anak. Anak-anak yang lahir dengan sindrom ini memiliki berbagai masalah neurologis dan perkembangan kompleks yang berlanjut hingga dewasa.

    Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan kognitif dan gangguan perilaku, masalah berat badan, masalah dalam mengendalikan amarah dan kesulitan dalam bersosialisasi.

    Dan studi menunjukkan bahwa hormon cinta dapat meningkatkan kepercayaan, suasana hati dan mengurangi perilaku yang mengganggu pada penderita sindrom Prader-Willi. Hasil studi telah dipublikasikan dalam Orphanet Journal of Rare Diseases.
     
    Oksitosin adalah hormon kunci dalam membangun interaksi sosial dan empati. Sebelumnya juga telah diketahui bahwa oksitosin dapat meningkatkan kemampuan baik pada orang sehat dan autis untuk membaca wajah dan mengenali emosi orang lain.

    Sejak sindrom Prader-Willi menunjukkan beberapa karakter seperti autisme dan juga terkait dengan penurunan jumlah oksitosin yang diproduksi neuron, peneliti dari Prancis melakukan berbagai percobaan dan pengujian penggunaan hormon.

    Dalam melakukan studi, pasien yang terlibat dalam pengujian sering tinggal di pusat penelitian selama satu bulan sehingga dapat diawasi kegiatan kerja dan aktivitas fisik hariannya. Mereka juga menerima perawatan medis dan psikologis yang diperlukan.

    Selain itu, pasien juga menerima dosis tunggal baik oksitosin atau plasebo, serta memantau makan dan perilaku selama dua hari sebelum perawatan dan dua hari setelah diberikan oksitosin.

    "Dua hari setelah pemberian oksitosin, kami melihat bahwa pasien kami telah meningkatkan kepercayaan, penurunan kesedihan dan menunjukkan perilaku kurang mengganggu," jelas Profesor Tauber dari Centre de R'f'rence du Syndrome de Prader-Willi, Prancis, seperti dilansir Medindia, Senin (27/6/2011).

    Meskipun ukuran yang digunakan kecil saat pengujian, lanjut Prof Tauber, dosis tunggal oksitosin memiliki efek yang bertindak signifikan pada akhir pengujian pasien.

    "Ini benar-benar berita yang baik untuk pengelolaan lanjutan bagi orang-orang dengan sindrom Prader-Willi," tutur Prof Tauber.




    mer/ir)



    detikhealth.com

    TV and soda: Small habits cause excess pounds

    CHICAGO — Just a few bad habits -- watching TV, eating potato chips, having a sugary soda at lunch or staying up too late at night -- can add up to a steady creep of pounds over the years, U.S. researchers said Wednesday.

    Don't miss this on TODAY Health









    FeaturePics stock




    Use a makeup brush for shinier hair



    For shinier hair without weighting it down with too much product, spritz shine spray onto a makeup brush and sweep it over your hair.




    Wife's insomnia can cause marriage problems



    TV and soda: Small habits cause excess pounds



    Kid food allergies may be twice as common as thought



    Why are thin, fit women getting liposuction?



    While most studies on diet focus on changes needed to help obese people lose weight, the study by the Harvard team showed tiny changes in diet and lifestyle can make a big impact.
    The study focuses on specific lifestyle choices -- foods, activity, sleep habits -- that slowly pack on the pounds. The researchers stressed that the quality of food choices, and not just calories, are key to maintaining a healthy weight.



    Story: For weight control, it's what we eat that counts

    "These small choices add up," said Dr. Dariush Mozaffarian of the Harvard School of Public Health and Brigham and Women's Hospital, whose study appears in the New England Journal of Medicine.
    "Because the weight gain is so gradual and occurs over many years, it has been difficult for scientists and for individuals themselves to understand the specific factors that may be responsible," Mozaffarian, who led the effort, said in a statement.
    To get at this, the team analyzed data on 120,877 U.S. women and men from three large studies of health professionals that tracked changes in lifestyle factors and weight every four years over a 20-year period.
    All study participants were normal weight and healthy when they started. Over time, they gained an average of 3.35 pounds during each 4-year period for a total average weight gain of 16.8 pounds at the end of the 20-year study.

    Weight Loss Surgery May Cut Inflammation, Disease Risk

    HealthDay

    FRIDAY, June 24 (Health News) -- The health benefits of gastric bypass surgery may go beyond helping people lose weight, new research suggests.

    The new study included 15 people who had gastric bypass surgery. Six months after surgery, the participants showed a decrease in proteins that cause inflammation associated with type 2 diabetes and cardiovascular disease, and an increase in proteins that reduce such inflammation.

    The study was released online in advance of publication in an upcoming print issue of the journal Surgery for Obesity and Related Diseases.

    "We're amassing evidence that weight loss is a very important part of changing the way the body's systems work in people with high-risk diseases like diabetes and heart disease," chief investigator Gary D. Miller, an associate professor at Wake Forest University, said in a university news release.

    "It can be encouraging for people who have these diseases and need to lose weight. We're proving that the benefits of dropping the weight are excellent," he added.

    A previous study by Miller and colleagues found that gastric bypass surgery followed by a healthy diet and exercise reduces abdominal fat known to increase the risk of cancer and other diseases.

    "I'm hoping this research will help us show people that weight loss is not just about dropping the pounds or about looking different. It's about changing your body's disease-fighting power, too," Miller said.

    More information

    The U.S. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases has more about weight loss surgery.

    Sunday, June 26, 2011

    Tanda-tanda Bayi Mau Tumbuh Gigi


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Tumbuh gigi pertama pada bayi biasanya berlangsung pada usia 5-11 bulan. Beberapa bayi terkadang merasa tidak nyaman dengan proses tumbuh gigi ini, karena itu orangtua bisa melakukan sesuatu untuk mengurangi rasa tidak nyamannya. Apa saja tanda-tanda bayi mau tumbuh gigi?

    Gigi bayi yang pertama tumbuh, seperti dilansir dari WebMD, Minggu (26/6/2011), adalah gigi depan bawah. Kemudian gigi depan atas akan tumbuh 1-2 bulan setelah gigi depan bawah. Hingga pada usia 3 tahun normalnya anak-anak memiliki 20 gigi pertama (gigi primer).

    Sebagian besar para ahli anak mengatakan tumbuh gigi tidak menyebabkan demam ataupun demam tinggi pada bayi. Kalau pun bayi mengalami demam, maka temperatur yang terjadi masih dalam tingkat rendah dan biasanya terjadi pada saat gigi tersebut muncul. Tapi jika bayi mengalami demam saat tumbuh gigi, kemungkinan hal tersebut hanya kebetulan saja atau ada kondisi lain yang menyebabkan anak demam.

    Proses tumbuh gigi ini relatif tidak menimbulkan rasa sakit pada bayi, tapi jika disertai dengan timbulnya gejala rasa nyeri atau pembengkakan pada gusi biasanya akan terjadi 3-5 hari sebelum gigi pertama muncul.

    Berikut beberapa tanda-tanda bayi yang mau tumbuh gigi:
    1. Bayi sering mengeluarkan air liur (ileran) yang biasanya air liurnya yang menetes banyak menyebabkan ruam merah di dagu, wajah atau dada
    2. Bayi sering menggigit-gigit jari atau mainannya karena membantu mengurangi tekanan pada gusi si bayi
    3. Jadi malas makan dan minum karena mulut sakit
    4. Terbangun di malam hari
    5. Sedikit menjadi lebih rewel jika merasa gusinya mengalami pembengkakan.

    Beberapa cara bisa dilakukan orangtua untuk mengurangi ketidaknyamanan si kecil seperti:
    1. Gunakan jari yang bersih Anda untuk menggosok-gosok lembut gusi bayi selama 2 menit pada sewaktu-waktu. Meskipun awalnya bayi protes setelah itu mereka akan menemukan ketenangan.

    2. Sediakan benda atau mainan yang aman dikunyah bayi

    3. Jika kondisi ini tidak membantu meringankan kondisi bayi yang tidak nyaman, maka tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui adakah gejala lain yang menyertainya atau tidak.
    ir/ir)



    detikhealth.com

    Jangan Meludah, Jika Ingin Sembunyikan Umur


    (Foto: thinkstock)Jakarta, Penampilan bisa saja menyembunyikan umur seseorang, tapi tidak dengan air ludah (saliva). Air ludah bisa dengan akurat menebak umur seseorang. Sampai-sampai muncul istilah jangan meludah sembarangan jika ingin menyembunyikan umur Anda.

    Ilmuwan dari University of California di Los Angeles (UCLA) Amerika, berhasil menemukan cara menentukan umur seseorang dari air ludah dengan melakukan modifikasi kimia (proses metilasi) pada salah satu dari empat blok pembangun DNA manusia.

    Terobosan ini diharapkan bisa secara aplikatif digunakan dalam 5 tahun mendatang. Temuan ini juga akan membantu mengungkap kasus-kasus kejahatan kriminal seperti menentukan umur korban pembunuhan.

    Air ludah yang diperiksa ini bisa diambil dari mana saja yang meninggalkan jejak air ludah termasuk bekas air ludah di puntung rokok. Hasil temuan yang telah dilaporkan dalam edisi online Public Library of Science One journal.

    "Dengan hanya menggunakan sampel air ludah, kita secara akurat bisa memprediksi umur sesorang tanpa mengetahui informasi apa pun dari orang tersebut," ujar Dr. Eric Vilain, direktur di pusat pengembangan masyarakat dan genetika UCLA seperti dilansir dari FoxNews, Minggu (26/6/2011).

    Dalam penelitiannya, ilmuwan mempelajari proses metilasi air liur pada 34 pasangan kembar. Ilmuwan mempelajari genom pada DNA yang dikaitkan dengan usia proses metilasi. Setelah mengidentifikasi dua atau tiga gen dengan usia yang terkait dengan proses metilasi, peneliti lalu mencocokkan hasilnya dengan usia sebenarnya dari partisipan.

    Dr Vilain mengatakan temuan ini juga sangat potensial untuk mencari tahu bagaimana proses penuaan seseorang terjadi terhadap kronologi usia sebenarnya dan bagaimana lingkungan juga ikut mempengaruhinya.

    "Temuan ini membuka jalan untuk penemuan obat-obatan yang disesuaikan dengan karakteristik sesorang. Apakah obat-obatan bisa memperlambat proses penuaan yang dipengaruhi perubahan lingkungan atau perubahan dinamis lainnya, ini benar-benar menarik," kata Dr Vilain.

    Sebelumnya, ilmuwan juga telah menemukan beberapa cara mendeteksi penyakit dengan menggunakan air liur. Tes saliva diklaim lebih mewakili banyaknya jumlah hormon sehingga cocok untuk mengetahui kondisi hormon seseorang.

    Meski begitu jika dikaitkan dengan hormon, tes air ludah ini ada kekurangannya karena perlu beberapa kali tes karena orang mengalami turun naik kadar hormonnya. Misalnya, saat mendekati masa menopause, perempuan akan mengalami berbagai gejala akibat adanya penurunan kadar estrogen.

    Tapi temuan air liur untuk menentukan umur sesorang dianggap cukup akurat karena yang diperiksa adalah gen sesorang yang jarang terpengaruh oleh kondisi apa pun.

    ir/ir)


    Kokain Tak Hanya Merusak Saraf dan Otak

    Selain bisa menyebabkan kerusakan saraf dan otak, pecandu juga harus menanggung risiko tersembunyi dari kokain. Risiko penyakit jantung diam-diam mengintai pecandu kokain tanpa gejala apapun.

    Sebuah studi baru menemukan bahwa kerusakan jantung yang disebabkan oleh penggunaan kokain yang berat dapat terjadi tanpa menunjukkan gejala apapun.

    Pada studi tersebut peneliti menilai kesehatan jantung dari 30 pengguna kokain jangka panjang, rata-rata usianya 37 tahun, yang memasuki program rehabilitasi narkoba 48 jam setelah terakhir menggunakan kokain. Partisipan studi telah menggunakan kokain selama rata-rata 12 tahun dan mengkonsumsi sekitar 5,5 gram kokain per hari.

    Fungsi jantung normal di semua pengguna kokain, tetapi 12 orang diantaranya memiliki kelainan lokal, 83 persen mengalami kerusakan struktural dan 47 persen mengalami pembengkakan (edema) di ventrikel kiri bawah. Edema dikaitkan dengan penggunaan besar kokain.

    "Edema merupakan indikator kerusakan terakhir dan reversibel, tetapi fibrosis bukan," kata para peneliti seperti dilansir Health24, Sabtu (25/6/2011).

    Para peneliti juga menemukan bahwa 73 persen dari pecandu memiliki jaringan parut jantung (fibrosis), yang mungkin disebabkan oleh serangan jantung diam (silent heart attack) atau kerusakan beracun.

    Menurut rilis hasil studi yang telah dipublikan dalam jurnal Heart, sekitar 1 dari 5 pecandu kokain mengalami miokarditis, yaitu radang otot jantung. Dan, di antara orang-orang muda yang berusia kurang dari 45 tahun, seperempat serangan jantung non-fatal terkait dengan kokain.

    Lebih dari setengah partisipan pecanduan kokain juga digunakan bahan lain, seperti heroin dan alkohol. Dan 1 dari 5 diantaranya terinfeksi dengan hepatitis C atau HIV.

    Makanan yang Memicu Ingusan Pada Saat Pilek

    Saat pilek atau flu, hidung berlendir atau ingusan selalu menjadi masalah banyak orang. Selain istirahat dan minum obat, ada beberapa makanan yang perlu dihindari agar Anda tak menjadi ingusan.

    Lendir merupakan zat licin yang diproduksi oleh sel dan kelenjar dalam tubuh. Meskipun bermanfaat melindungi jaringan tubuh, produksi lendir berlebihan dapat menyebabkan hidung mampet, ketidaknyamanan, dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

    Kondisi yang berhubungan dengan komplikasi lendir misalnya seperti infeksi sinus, pilek, asma dan fibrosis kistik.

    Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari bila Anda tak ingin terus-terusan ingusan seperti dilansir Livestrong, Minggu (26/6/2011):

    1. Produk susu
    "Dalam kebanyakan kasus, produk susu tidak menyebabkan pembentukan lendir. Tapi susu bagaimanapun dapat meningkatkan ketebalan lendir yang membuat gejala lebih mengganggu," jelas Dr James Steckelberg dari MayoClinic.

    Produk susu sapi adalah salah satu penyebab alergi makanan yang paling umum. Untuk menghindari alergi susu yang berhubungan dengan gejala lendir, konsumsilah produk non susu, seperti kedelai, beras atau susu almond.

    2. Gandum
    Gandum juga merupakan salah satu penyebab alergi makanan yang paling lazim. Jika gejala berasal dari alergi gandum, pilih produk bebas gandum seperti beras merah, beras liar, oat, barley dan jagung.

    3. Daging merah
    Daging merah seperti daging domba, daging sapi dan ham, mengandung lemak jenuh, yaitu bentuk lemak yang dapat meningkatkan peradangan, menyebabkan produksi lendir.

    Daging berlemak dan pedas, seperti sosis, bacon dan bratwurst, mungkin memperburuk gejala ingusan karena iritasi meningkat. Untuk menghindari risiko ini, ganti daging merah dengan sumber protein, seperti kacang, lentil, tahu, putih telur dan ikan.

    Ikan air dingin, seperti salmon, makarel, herring memberikan manfaat tambahan dari asam lemak omega-3, yaitu lemak sehat yang dapat membantu mengurangi peradangan.

    4. Beberapa buah dan sayur
    Buah dan sayuran merupakan komponen penting dari diet yang paling sehat, karena menyedian jumlah yang kaya antioksidan, seperti vitamin C dan beta-karoten, yang mendukung kemampuan tubuh untuk melawan dan sembuh dari infeksi, termasuk yang berhubungan dengan lendir.

    Namun varietas tertentu, seperti pisang, jagung, kol, dan kentang, dapat meningkatkan produksi lendir.

    Rumah Sakit di Indonesia Sudah Bisa Obati Kanker dengan Alat Canggih

      Alat RapidArc (dok. medgadget) Jakarta, Untuk mendapatkan pengobatan kanker dengan terapi mutakhir, biasanya pasien harus rela berobat ke luar negeri dengan biaya yang sangat mahal. Tapi kini pasien kanker tak perlu jauh-jauh ke Singapura, karena rumah sakit di Indonesia sudah punya alat radioterapi canggih Linac Rapid Arc.Sekitar 70 persen pasien yang berobat ke Singapura adalah pasien dari Indonesia. Fasilitas pengobatan yang canggih dan menjanjikan membuat pasien-pasien Indonesia rela berobat jauh hingga ke negeri singa tersebut.

    Tapi untuk radioterapi dengan teknik mutakhir, pasien kanker tak perlu jauh-jauh berobat ke Singapura, karena sejak 28 April 2011 lalu, rumah sakit Indonesia sudah memiliki pesawat Linear Accelerator dengan kemampuan teknik Rapid arc.

    "Pesawat Linear Accelerator dengan teknik Rapid arc atau volumetric arc therapy adalah relatif baru dan pertama di Indonesia. Alat ini baru ada satu-satunya di Indonesia, hadir di MRCCC," papar Dr. Fielda Djuita, SpRad (K) Onk, spesialis radiasi onkologi MRCCC Siloam Hospitals, saat acara seminar 'Deteksi Dini dan Teknologi Baru dalam Terapi Kanker' di MRCCC Siloam Hospitals, Jakarta, Jumat (24/6/2011).

    Menurut Dr Fielda, teknik radioterapi mutakhir ini memungkinkan radiasi dengan satu putaran gantry mengelilingi tubuh pasien, sehingga memberikan banyak keuntungan bagi pasien.

    Dr Fielda menyebutkan keuntungan teknik radioterapi ini antara lain:

    Dosis yang diberikan lebih homogen
    Dapat dibentuk sesuai organ yang diradiasi
    Menghindari jaringan sehat sekitar sel tumor atau kanker
    Waktu radiasi lebih singkat sehingga mencegah perubahan posisi pasien dan mengurangi efek samping
    Secara radiobiologi lebih menguntungkan dan efek samping jauh lebih kecil dibandingkan teknik lainnya.

    "Sekarang nggak perlu jauh-jauh ke Singapura, di Indonesia alat ini sudah ada. Harganya juga lebih murah dibandingkan ke Singapura. Dan pasien juga nggak perlu menghabiskan banyak uang untuk biaya hidup dan transportasi yang mahal di Singapura. Kita punya alat dan ahlinya disini, ngapain jauh-jauh kesana," lanjut Dr Fielda yang juga berpraktik di RS Kanker Dharmais.

    Berbeda dengan teknik konvensional yang biasa dilakukan, teknik Rapid arc ini langsung menargetkan sel kanker sesuai dengan bentuknya, sehingga bisa digunakan untuk meradiasi sel kanker yang kecil dan sulit dijangkau tanpa mengenai sel sehat disekitarnya.

    "Dengan harga 45 persen lebih mahal dibandingkan teknik radioterapi lainnya, teknik Rapid arc ini memberikan akurasi sampai 95,5 persen lebih besar. Dan sangat baik dilakukan untuk sel kanker dengan ukuran kecil dan sulit dijangkau," lanjut Dr Fielda.

    Dr Fielda juga menyampaikan bahwa kebutuhan terapi radiasi di Indonesia sangat banyak. Menurut data Astro (2008), diperkirakan ada 151.800 pasien yang membutuhkan terapi radiasi per tahun, yang mencakup 66 persen dari seluruh pasien kanker.

    Namun data tahun 2010 menyebutkan baru ada 14.553 pasien yang terlayani per tahun, yang artinya di Indonesia tidak sampai 10 persen pasien kanker yang terlayani mendapatkan terapi radiasi.

    "Pasien yang butuh terapi radiasi itu banyak, kadang harus mengantre sampai 6 bulan, ya keburu kankernya menyebar kemana-mana. Jadi dengan adanya alat ini kita membantu banyak pasien kanker," jelas Dr Fielda.

    Sejak mulai beroperasi sejak bulan April 2011, Dr Fielda mengatakan hingga sekarang sudah ada sekitar 35 pasien yang melakukan terapi radiasi dengan Linac arc ini, yang rata-rata adalah pasien dari luar negeri.

    "Kita belum Grand Opening jadi mungkin belum banyak orang yang tahu. Tapi izin sudah ada dan kita sudah bisa beroperasi. Jadi nggak perlulah jauh-jauh ke Singapura kalau mau terapi radiasi Rapid arc, disini juga ada, biaya juga lebih murah," tutur Dr Fielda.

    Alat Diagnosa Baru

    Selain Linac Rapid arc, teknologi baru lainnya yang sudah ada di Indonesia adalah PET-CT (Positron Emission Tomography-Computed Tomography). Berbeda dengan Rapid arc, PET-CT adalah alat baru untuk diagnosis dini, deteksi dan monitoring terapi kanker.

    "Secara komprehensif, PET-CT dapat memberikan informasi dan diagnosa yang tepat dari kanker, deteksi dini akan terulangnya penyakit kanker dan monitoring terapi," jelas Dr Eko Purnomo, SpKN, spesialis kedokteran nuklir dari RS MRCCC.

    PET-CT dapat mendeteksi secara tepat penyebaran kanker guna menentukan metode penyembuhan yang tepat untuk pasien. Keunggulan lain, gambar yang dihasilkan dapat menjelaskan seluruh sistem atau fungsi organ dalam tubuh.

    "PET-CT aman digunakan dimana hasil studi mendapatkan bahwa eksposure radiasinya sama dengan X-ray CT," tutup Dr Eko

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons