foto: ThinkstockHouston, Selama menjalankan misi di luar angkasa, para astronot sebaiknya menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit. Menurut penelitian, obat-obatan yang dibawa dari Bumi tidak akan manjur setelah terpapar berbagai macam radiasi di luar angkasa.
Berkurangnya efektivitas atau kemanjuran obat di luar angkasa dipicu oleh pengaruh lingkungan. Faktor yang ikut mempengaruhinya antara lain radiasi, getaran mesin pesawat, gravitasi minimal, temperatur dan kelembaban yang rendah serta paparan karbon dioksida.
Pengaruh ini terungkap dalam penelitian Johnson Space Center, yakni sebuah lembaga riset di bawah NASA. Obat yang dipakai dalam penelitian itu terdiri dari 35 jenis, dikemas dalam 4 boks dan disertakan dalam beberapa misi ke luar angkasa yang durasinya berbeda-beda antara 13 hari hingga 28 bulan.
Sesampainya di Bumi, obat-obat tersebut diperiksa kandunan zat aktifnya di laboratorium. Makin lama berada di luar angkasa, makin banyak partikel zat aktif yang berubah bentuk menjadi senyawa lain sehingga tidak manjur lagi mengobati penyakit.
Sebagai pembanding, poeneliti juga menempatkan 4 boks berisi jenis obat yang sama di markas Johnson Space Center yang terletak di Houston, Texas. Seluruhnya disimpan dalam kondisi yang terkontrol, sehingga stabilitas obat di dalamnya tidak terganggu faktor lingkungan.
Normalnya, obat-obatan akan mengalami perubahan struktur kimia sedikit demi sedikit selama penyimpanan dan akan berkurang kemanjurannya setelah melewati waktu kedaluwarsa. Ketika dibawa ke luar angkasa, perubahan struktur tersebut terjadi lebih cepat daripada di Bumi.
"Penurunan kualitas obat saat di luar angkasa terjadi lebih cepat dari tanggal kedaluwarsa yang tercantum. Ini membuktikan faktor lingkungan yang unik di luar angkasa mempengaruhi stabilitas obat," ungkap para peneliti dalam laporannya seperti dikutip dari Dailymail, Selasa
(up/ir)
-
Tuesday, April 19, 2011
Tak Ada Obat yang Manjur Saat Berada di Luar Angkasa
-
0 komentar:
Post a Comment