-
-

Wednesday, April 20, 2011

Medical Error di Rumah Sakit, Salah Siapa?


(Foto: thinkstock)Jakarta, Medical error atau kesalahan medis merupakan hasil yang tidak diinginkan dari tindakan medis yang dapat dicegah baik itu yang membahayakan atau tidak buat pasien dan lingkungan medis lainnya.

Kesalahan medis dapat berupa tidak lengkap atau tidak akuratnya diagnosis, terapi atau tindakan medis lainnya.

Kesalahan medis dapat terjadi akibat kelalaian tenaga medis, prosedur baru, pasien dengan kasus khusus atau kompleks, faktor pasien atau bahkan karena faktor dokumentasi dan komunikasi.

Peneliti praktik kedokteran yang dilakukan oleh Harvard menyebutkan bahwa 1% dari kesalahan medis akibat kelalaian tenaga medis. Sedangkan 99% sisanya adalah akibat faktor lain tersebut.

Prosedur medis baru turut serta dalam kejadian kesalahan medis. Terutama apabila kurangnya update medis terbaru.

Untuk mengatasinya, dokter-dokter di Indonesia diharuskan untuk selalu mengikuti seminar-seminar pendidikan kedokteran berkelanjutan yang membahas mengenai informasi terbaru di bidang kedokteran. Dari seminar-seminar tersebut dokter di Indonesia dapat mengumpulkan kredit poin yang diperlukan untuk memperpanjang surat izin praktik.

Yang  masih menjadi permasalahan di sini adalah seringnya peserta yang resmi terdaftar tetapi tidak mengikuti acara tersebut. Tetapi tentu saja masalah ini tidak hanya terjadi di dunia kedokteran, karena tidak dipungkiri kedisiplinan memang harus terus ditegakkan.

Tidak semua pasien dengan penyakit yang jelas diuraikan dalam buku-buku pendidikan kedokteran. Riset ilmu kedokteran masih sangat perlu untuk dilakukan terutama untuk penyakit-penyakit kompleks. Hanya saja penelitian ilmu kedokteran sangat rumit karena selain harus berdasarkan ilmu dasar yang mendasari, juga karena faktor etika dan tentunya faktor biaya.

Pasien juga sering merahasiakan atau tidak jujur kepada tenaga kesehatan apabila mengidap penyakit selain penyakit yang menjadi alasan dia berobat saat itu. Bisa karena faktor malu atau karena faktor lain. Sangat perlu diketahui bahwa diagnosis dan terapi dari dokter sangat bergantung dari kejujuran pasien. Kejujuran pasien dapat menentukan keselamatannya sendiri.

Dokumentasi medis juga ikut berperan dalam kejadian kesalahan medis. Tulisan yang tidak jelas atau dokumentasi yang tidak lengkap dapat mengganggu tindakan medis selanjutnya. Komputerisasi dan sistem informasi sangat membantu mengurangi kesalahan medis akibat faktor dokumentasi.

Tidak dapat dielakkan faktor komunikasi juga sangat berperan dalam pelayanan medis. Perlu adanya pemahaman bersama antara pasien dan tenaga medis tentang penyakit pasien.

Dokter berhak mendapatkan jawaban yang benar atas pertanyaan yang diajukan kepada pasien untuk dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik.

Sedangkan pasien berkewajiban untuk memberikan jawaban yang lengkap selain pula berhak mendapakan penjelasan yang baik pula dari dokter atas penyakit dan tindakan medis yang akan dilakukan, biaya serta efek samping yang mungkin terjadi.

Gerakan Patient Safety  untuk keamanan bersama saat ini sedang gencar-gencarnya digalakkan untuk pelayanan medis di seluruh dunia dengan harapan untuk menurunkan angka kesalahan medis.

Penulis
dr. M. Helmi, Sp.An., MSc.
PhD Research Fellow
Intensive Care Adults Erasmus MC, Kamer H602 's Gravendijkwal 230, 3015CE
Rotterdam, The Netherlands
m.helmi
(ir/ir)

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons