-
-

Friday, December 23, 2011

Antibiotik Berbahaya untuk Obati Infeksi Virus


(Foto: Thinkstock)Jakarta, Antibiotik sebenarnya hanya efektif digunakan untuk mengobati penyakit akibat bakteri. Namun obat ini ternyata juga dipakai untuk mengobati penyakit akibat inferksi virus. Hasilnya, efek samping dan resistensi antibiotik justru menempatkan pengguna antibiotik dalam kondisi yang lebih berbahaya.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention di AS, antibiotik adalah penyebab paling umum dari kunjungan anak-anak ke unit gawat darurat untuk akibat efek samping obat. Istirahat, banyak minum, dan obat tanpa resep dokter adalah pilihan yang disukai untuk mengobati virus.

Pilek, infeksi lain pada saluran pernapasan atas, dan beberapa jenis infeksi telinga tidak disebabkan oleh bakteri, melainkan oleh virus. Antibiotik tidak bekerja terhadap virus, hanya bakteri.

Meskipun CDC telah berupaya menekan angka pemberian antibiotik yang tidak perlu kepada anak dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak orang tua yang sering memberikan antibiotik untuk mengobati flu dan infeksi virus lainnya.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat tidak meningkatkan kekebalan virus, tapi juga meningkatkan beban biaya sistem kesehatan karena virus yang sudah lebih sulit dihentikan, memakan waktu lebih lama, dan lebih mahal pengobatannya.

Antibiotik adalah alat yang paling penting untuk memerangi infeksi bakteri yang mengancam keselamatan nyawa, namun resistensi terhadap obat ini juga merupakan salah satu ancaman paling mendesak.

CDC mendesak masyarakat untuk bertindak cerdas dan tidak menggunakan antibiotik untuk melawan infeksi virus seprti pilek, tenggorokan sakit, bronkitis akut, sinus, atau infeksi teling.

Sebaliknya, jika tetap menggunakan antibiotik, inilah yang lebih mungkin terjadi:
1. Infeksi tidak akan sembuh.
2. Si sakit akan tetap sakit dan tidak akan merasa lebih baik.
3. Si sakit dapat mengalami efek samping yang tidak perlu dan berbahaya.

"Sebagian besar masalah resistensi antibiotik terjadi ketika pasien diresepkan untuk alasan yang tepat, tapi kemudian tidak diminum dengan tepat. Jadi jika pasien diresepkan antibiotik, jangan sampai menyalahi dosis disimpan jika terserang panyakit yang sama lagi," kata Catharine Paddock PhD seperti dilansir MedicalNewsToday.com, Kamis (8/12/2011).

ir/ir) detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons