(Foto: thinkstock)Beersheba, Israel, Menjadi orang yang optimistis itu perlu agar menjadi lebih percaya diri menghadapi segala situasi. Tapi dalam hal akademik, nampaknya itu hanya berlaku bagi siswa perempuan. Karena siswa laki-laki yang optimistis cenderung terlalu percaya diri dan meremehkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ben Gurion University menunjukkan siswa perempuan yang lebih optimistis cenderung mendapat nilai lebih tinggi daripada rekan-rekannya yang kurang optimis.
Sedangkan pada siswa laki-laki, terlalu optimistis menyebabkan terlalu percaya diri dan kurang belajar sehingga nilainya menjadi lebih rendah.
"Optimisme pada siswa laki-laki dapat menyebabkan terlalu percaya diri atau bersikap bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja dan menghasilkan yang terbaik. Jadi, bukannya belajar untuk mempersiapkan ujian, mereka malah pergi pada malam hari sebelum ujian," kata Tamar Icekson, Ph.D. mahasiswa BGU’s Guilford Glazer Fakultas Bisnis dan Manajemen.
Icekson bersama Prof Ayala Pines Malach, dekan fakultas bisnis BGU dan Prof Oren Kaplan dari Israel's College of Management, memeriksa sikap dan nilai 174 mahasiswa BGU yang terdiri dari laki-laki 28% dan perempuan 72%. Mahasiswa tersebut berusia 20 sampai 28 tahun, dengan usia rata-rata 24 tahun.
Icekson dan Kaplan memfokuskan penelitiannya pada psikologi positif, yaitu efek emosi dan pikiran yan positif terhadap perilaku. Siswa laki-laki yang dinilai paling optimis mendapat nilai paling rendah.
Dalam Konferensi Internasional Psikologi Positif, Icekson mempresentasikan bahwa optimisme pada siswa laki-laki melunakkan sifat kehati-hatian untuk menghasilkan yang terbaik.
Namun tidak ditemui kaitan yang mencolok antara rasa hati-hati di kalangan siswa perempuan dengan prestasinya karena siswa perempuan tidak memerlukannya untuk mendapat nilai yang tinggi.
"Untuk siswa perempuan, optimisme saja sudah bermanfaat karena perempuan secara alami lebih berhati-hati daripada pria. Perempuan memiliki penghargaan diri yang rendah, jadi jika mereka tidak yakin akan berhasil, mereka akan belajar untuk ujian," kata Icekson seperti dilansir situs resmi Ben Gurion University, Kamis (24/11/2011).
Dalam penelitian Icekson, setiap peserta menyelesaikan kuesioner laporan diri. Optimisme dinilai menggunakan Test Orientasi Kehidupan yang terdiri dari 10 pertanyaan seperti: "Jika sesuatu hal yang salah bisa menimpa saya, maka hal itu akan terjadi" atau "Dalam situasi yang tidak pasti, saya akan mengharapkan yang terbaik". Sedangkan prestasi akademik dinilai menggunakan gelar kesarjanaan.
ir/ir) detikhealth.com
-
Tuesday, December 06, 2011
Cewek Optimistis Sering Dapat Nilai Bagus, Tapi Cowok Tidak
-
0 komentar:
Post a Comment