-
-

Wednesday, December 07, 2011

Dokter Bisa Lebih Pintar Kalau Baca Romeo and Juliet


Ilustrasi (foto: Thinkstock)Jakarta, Pujangga besar dari Eropa, William Shakespeare punya warisan berharga bagi para dokter. Lewat kisah romantis Romeo and Juliet dan sejumlah karya sastranya yang lain, pujangga ini menggambarkan dengan jelas hubungan otak dengan tubuh.

Hal itu diungkap oleh Dr Kenneth Heaton, seorang dokter dari University of Bristol yang juga peneliti karya-karya Shakespeare. Sedikitnya ia telah mempelajari 42 karya puisi dan naskah drama milik Shakespeare, lalu menganalisisnya secara medis.

Gejala vertigo, pusing dan kepala berkunang-kunang ditemukan Dr Heaton pada 5 tokoh yang mengalami gangguan emosi dalam karya-karya Shakespeare berikut ini:

1. The Taming of the Shrew
2. Romeo and Juliet
3. Henry VI Part 1
4. Cymbeline
5. Troilus and Cressida.

Keluhan sesak napas saat para tokohnya mengalami lonjakan emosi yang berlebihan digambarkan dalam karya-karya berikut ini:

1. Two Gentlemen of Verona
2. The Rape of Lucrece
3. Venus and Adonis
4. Troilus and Cressida.

Kesedihan yang berlarut-larut lalu diikuti dengan rasa letih atau fatigue ditemukan dalam karya-karya berikut ini:

1. Hamlet
2. The Merchant of Venice
3. As You Like It
4. Richard II
5. Henry IV Part 2.

Gangguan pendengaran pada saat mengalami krisis mental dan emosional ditemukan dalam karya-karya berikut ini:

1. King Lear
2. Richard II
3. King John.

Keringat dingin atau pingsan akibat keterkejutan yang mendalam ditemukan dalam karya-karya berikut ini:

1. Romeo and Juliet
2. Julius Caesar
3. Richard III
4. dan lain-lain.

Dr Heaton menilai, karya-karya Shakespeare tersebut bisa membantu dokter di masa kini untuk lebih memahami gangguan-gangguan psikosomatis, yakni keluhan fisik yang biasanya dilatarbelakangi oleh gangguan secara psikologis. Dengan pemahaman yang benar, maka penanganannya akan lebih tepat.

"Banyak dokter enggan mengaitkan keluhan fisik pada pasiennya dengan gangguan emosi yang dialami. Hasilnya adalah diagnosis yang tertunda, investigasi berlebihan dan pengobatan yang tidak perlu," ungkap Dr Heaton dalam laporannya di Journal of Medical Humanities seperti dikutip dari Healthday, Kamis (24/11/2011).

Ditambahkan oleh Dr Heaton, dokter-dokter akan bisa lebih memahami fenomena psikosomatis ini dengan lebih banyak mempelajari contoh kasus. Contoh-contoh seperti itu, menurutnya banyak ditemukan dalam balutan kisah-kisah romantis besitan William Shakespeare.

(up/ir) detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons