(Foto: thinkstock)Jakarta, Deskripsi
Age Related Macular Degeneration (AMD) adalah penyebab paling umum kebutaan di Inggris. AMD adalah penyakit makula, yaitu daerah di tengah retina. Retina adalah membran untuk mendeteksi cahaya di belakang mata.
Makula berisi kepadatan yang sangat tinggi dari reseptor cahaya, terutama reseptor cahaya kerucut. Reseptor cahaya kerucut merupakan reseptor yang mendeteksi warna. Sehingga makula sangat penting untuk melihat detail halus dan benda-benda langsung di depan mata.
Makula memainkan peran penting dalam membantu orang untuk membaca, menulis, mengemudi dan melakukan tugas-tugas rinci lainnya. Makula juga memungkinkan orang untuk dapat mengenali wajah dan melihat warna.
Ada dua jenis AMD, yaitu:
1. Dry AMD
Merupakan bentuk paling umum dari kondisi tersebut. Sel-sel reseptor cahaya di retina berfungsi kurang baik seiring bertambahnya usia. Sel-sel tidak mengambil nutrisi yang cukup penting dan menjadi kurang efisien dalam berfungsi.
Hal tersebut menyebabkan deposito abnormal kecil, yang disebut drusen, yang berada di bawah retina. Seiring berjalannya waktu sel-sel retina mengalami degenerasi dan mati, sehingga menyebabkan hilangnya penglihatan.
Hal tersebut terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Dry AMD memiliki 3 tahapan, yaitu:
a. AMD awal: drusen kecil hingga menengah, tanpa gejala atau tanpa kehilangan penglihatan.
b. AMD menengah: gejala awal seperti kabur pada pusat penglihatan, dan membutuhkan cahaya yang lebih terang ketika membaca.
c. AMD lanjutan: kerusakan lebih luas dari sel-sel peka cahaya dan penglihatan memburuk.
2. Wet AMD
Wet AMD dialami sejumlah 10 hingga 15 persen dari kasus AMD. Wet AMD juga dikenal sebagai neovascular AMD karena melibatkan pertumbuhan pembuluh darah baru di belakang retina.
Pembuluh darah baru yang sangat rapuh tersebut mungkin akan mengalami kebocoran cairan atau darah, mengangkat, dan mendistorsi retina. Hal tersebut menyebabkan distorsi penglihatan dan jaringan parut yang menyebabkan hilangnya penglihatan cepat.
Setiap orang yang memiliki kondisi yang mengarah pada perkembangan wet AMD mengalami dry AMD terlebih dahulu. Wet AMD dapat berkembang sangat cepat dan sulit diprediksi.
Penyebab
Tidak jelas apa yang menyebabkan AMD, tetapi mungkin AMD disebabkan oleh kombinasi dari kerentanan genetik dengan faktor lingkungan. Orang-orang dengan riwayat keluarga memiliki peningkatan risiko, karena dapat membawa gen yang sama.
AMD menjadi lebih mungkin pada orang lanjut usia, karena AMD berkembang dari waktu ke waktu. Penyakit lain dapat memperparah proses penyakit AMD dan menyebabkan kerusakan sel-sel di makula.
Gejala
Gejala yang mungkin terjadi pada AMD, antara lain:
1. Biasanya mengenai dua mata, meskipun satu mata mungkin akan terkena terlebih dulu.
Mata yang baik biasanya mengkompensasi untuk mata yang telah terkena selama bertahun-tahun. Sehingga hal tersebut dapat menyamarkan fakta bahwa terdapat masalah pada penglihatan.
2. Tidak ada rasa sakit atau kemerahan pada mata.
3. Mempengaruhi penglihatan sentral.
Hal tersebut disebabkan karena makula terletak di tengah. Sehingga orang hanya bisa melihat dari bagian tepi mata saja. Fokus dan ketajaman warna di daerah tepi sangat kurang.
4. Setiap aktivitas yang memerlukan penglihatan yang detail dan jelas sangat terganggu.
5. Pada tahap akhir yang telah parah, pasien dapat mengalami kebutaan.
Pengobatan
Saat ini, tidak ada perawatan medis yang telah terbukti handal untuk mengobati dry AMD. Namun, beberapa hal yang dapat meminimalkan keparahan AMD, antara lain:
1. Tidak merokok dan makan makanan yang sehat dapat membantu untuk memperlambat laju kerusakan.
Suplemen diet secara teratur, seperti vitamin C, vitamen E, dan seng dapat membantu untuk memperlambat hilangnya penglihatan bagi sebagian orang yang sudah didignosa AMD. Dua zat makanan yang dikenal sebagai karotenoid lutein dan zeaxanthin, dalam beberapa kasus tampaknya dapat mengurangi perkembangan AMD.
2. Pencahayaan tambahan dapat membantu penderita AMD kering untuk dapat mengoptimalkan penggunaan sisa penglihatan mereka.
Ketika AMD berkembang, disarankan pengobatan sesegera mungkin. Pengobatan wet AMD dalam banyak kasus, dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dari penglihatan, dan dalam beberapa kasus membawa beberapa perbaikan penglihatan. Pengobatan wet AMD bertujuan untuk mengontrol pembentukan pembuluh darah baru yang bocor.
Ada 3 jenis pengobatan untuk wet AMD, antara lain :
1. Photocoagulation
Metode tersebut menggunakan laser panas untuk menutup kebocoran pembuluh darah, tetapi hanya dapat digunakan dalam sebagian kecil kasus di mana kebocoran tidak langsung di tengah makula.
Metode ini termasuk pengobatan destruktif yang dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya, dan pembuluh darah baru sering tumbuh kembali sesudahnya, sehingga memerlukan perawatan berulang.
2. Photodynamic therapy (PDT)
Menggunakan pengobatan berbasis cahaya untuk menutup kebocoran pembuluh darah. Metode ini melibatkan penyuntikan obat yang disebut verteporfin yang beredar dalam aliran darah dan melapisi bagian dalam pembuluh darah yang abnormal.
Metode ini tidak merusak jaringan sekitarnya tetapi perawatan berulang mungkin diperlukan.
3. Terapi dengan VEGF inhibitor
Dalam beberapa tahun terakhir pengobatan baru telah dikembangkan ditujukan untuk mengganggu proses pembangunan yang merusak pembuluh darah baru (neo angiogenesis) yang merupakan fokus pengobatan untuk wet AMD.
Beberapa obat menargetkan protein yang terlibat dalam proses tersebut, yang disebut faktor pertumbuhan endotel vaskular atau VEGF. Tingginya kadar VEGF dapat menyebabkan proliferasi pembuluh darah dan kebocoran cairan.
Obat-obatan, yang dikenal sebagai VEGF inhibitor atau anti VEGF, perlu disuntikkan ke mata, tepatnya di bawah makula, jumlah suntikan bervariasi. Meskipun dalam percobaan suntikan diberikan baik setiap 4 atau 6 minggu, pada prakteknya dokter harus memutuskan pengobatan yang paling tepat berdasarkan penilaian respon pasien terhadap obat.
Terapi dengan VEGF inhibitor telah ditujukan untuk menghentikan hilangnya penglihatan dan dalam beberapa kasus untuk mengembalikan penglihatan.
Sumber: BBCHealth
ir/ir)
email : sales[at]detik.com
detikhealth.com
-
Wednesday, November 16, 2011
Age Related Macular Degeneration, yang Bikin Buta
-
0 komentar:
Post a Comment