-
-

Thursday, November 17, 2011

Pasien Bipolar Cenderung Punya Kreatifitas Tinggi


(Foto: thinkstock)Jakarta, "Tidak ada jenius besar yang pernah hidup tanpa memiliki suatu jenis kegilaan," kata Aristoteles. Sekarang psikiater telah menemukan nampaknya ucapan filsuf Yunani tersebut ada benarnya.

Para peneliti mempelajari 300.000 orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit mental dan menemukan pasien yang memiliki gangguan bipolar lebih cenderung bekerja pada profesi kreatif.

Keluarga pasien bipolar yang tidak memiliki gangguan mental juga lebih mungkin terlibat dalam pekerjaan kreatif sebagai desainer, artis, musisi, penulis atau dosen universitas.

Gangguan bipolar, juga dikenal sebagai gangguan manik depresi dan mempengaruhi sekitar 1 persen dari populasi di AS. Bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati ekstrim yang sangat tidak stabil dari sangat senang kemudian tiba-tiba menjadi sangat sedih atau depresif.

Gangguan bipolar dapat berlangsung berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Tidak seperti perubahan suasana hati biasa, perubahan suasana hati pada penderita bipolar sangat hebat sehingga mengganggu kinerja.

"Kebanyakan orang yang kreatif tidak memiliki penyakit mental, dan kebanyakan orang yang sakit mental biasanya tidak kreatif. Namun ada tingkat yang tidak proporsional dari gangguan jiwa, terutama gangguan bipolar, pada individu yang sangat kreatif," kata peneliti Profesor Kay Redfield dari Johns Hopkins University of Medicine seperti dukutip dari The Independent, Jumat (4/11/201).

"Tidak diketahui mengapa hal itu terjadi, tapi mungkin ada suatu gen kreativitas yang tidak hanya berperan pada jenis profesi tertentu, tetapi dalam bipolar juga," kata Dr Lori Altshuler dari UCLA Mood Disorders Research Program yang tidak ikut dalam penelitian.

"Pasien bipolar memiliki anatomi otak yang tidak biasa. Berkurangnya pengaturan otak bagian frontal yang berperan dalam kemampuan afektif mempengaruhi amigdala dan striatum sehingga meningkatkan ketidakstabilan afektif serta kompulsifitas," kata Katherine P. Rankin, Ph.D. dari University of California-San Francisco.

Gagasan mengenai berkurangnya pengaturan tersebut nampaknya menyebabkan pasien bipolar lebih peka dan reaktif terhadap rangsangan dari luar.

"Otak orang-orang kreatif tampaknya lebih terbuka terhadap rangsangan yang masuk dari lingkungan sekitarnya," pungkas Katherine.


ir/ir)

email : sales[at]detik.com


detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons