Dr Samuel Oetoro (dok. pribadi)Jakarta, Dokter sering menjadi cita-cita banyak orang. Tapi tidak bagi ahli gizi Dr Samuel Oetoro, MS, Sp.GK. Ahli gizi yang cukup tenar ini ternyata dipaksa ayahnya menjadi dokter, bahkan ia baru menyukai ilmu kedokteran setelah tahun ketiga duduk di bangku kuliah.
"Awalnya saya dipaksa ayah jadi dokter. Saya masuk (fakultas kedokteran) karena didaftarkan. Orangtua saya punya penyakit macam-macam, jadi suatu saat ingin anaknya harus jadi dokter karena zaman dulu orang mau ke dokter susahnya minta ampun," ujar Dr Samuel Oetoro, MS, Sp.GK, ahli gizi yang berpraktik di MRCCC Siloam Hospital, saat dihubungi detikHealth seperti ditulis Senin (14/11/2011).
Saat ditanya cita-cita, Dr Samuel menjawab ia hanya ingin menjadi orang kaya. Ia sama sekali tak ingin menjadi dokter, bahkan saat sudah duduk di bangku kuliah pun ia baru menyukai ilmu kedokteran setelah tahun ketiga.
"Waktu SMA aneh saya nggak punya cita-cita. Saya cuma mau jadi orang kaya. Tingkat 3 saya baru punya keinginan (jadi dokter)," jelas Dr Samuel yang juga praktik di Klinik Seruni, Departemen Gizi RSCM, Jakarta.
Dr Samuel bercerita bahwa ayahnya sangat ingin melihat dia menjadi seorang dokter. Ayahnya yang memiliki penyakit darah tinggi, diabetes dan stroke pun sangat menjaga pola makan karena ingin melihat Dr Samuel lulus dan wisuda.
Namun seperti terbebas dari tugas berat, seminggu setelah diwisuda, ayah Dr Samuel meninggal dunia karena tak lagi mau mengontrol pola makan. Ia bebas makan apa saja karena merasa tanggung jawabnya sudah selesai.
"Papa begitu saya lulus dokter meninggal dunia. Sebelum lulus dia jaga makan. Dari dulu papa punya penyakit darah tinggi, 2 tahun sebelum lulus, papa kena diabetes lalu stroke. Tapi setelah saya lulus FK dia merasa bebas, apa saja dimakan. Makannya nggak dijaga lagi. Setelah saya wisuda, seminggu kemudian meninggal dunia," kenang dokter yang memiliki 3 buah hati ini.
Penyakit yang diderita ayahnya juga membuat Dr Samuel tertarik menekuti spesialisasi gizi. Menurutnya, penyakit-penyakit yang populer sekarang paling banyak disebabkan karena pola hidup.
"Karena saya melihat penyakit-penyakit ini sekarang bukan penyakit infeksi tapi pola hidup, seperti diabetes, obesitas, jantung, kolesterol tinggi, kelelahan kronis. Penyebab utamanya bukan bakteri tapi pola hidup, salah satunya karena salah makan," lanjut Dr Samuel.
Berhasil membujuk warga Jakarta gerakkan tabungan asuransi kesehatan
Meski tak pernah bertugas menjadi dokter di daerah terpencil, bukan berarti ahli gizi Dr Samuel Oetoro tak punya pengalaman menarik. Walaupun sulit melakukan pendekatan, namun ia berhasil membujuk warga Jakarta untuk memiliki tabungan asuransi kesehatan.
"Saya tugas di Puskesmas di Jakarta, di daerah Menteng Dalem. Orang bilang enak kalau ditempatkan di Jakarta, tapi nyatanya tidak juga. Di Jakarta wilayahnya memang enak tapi pendekatan ke masyarakatnya yang susah," ujar
Walau sulit melakukan pendekatan dan penyuluhan pada masyarakat Jakarta, nyatanya Dr Samuel berhasil menggerakkan masyarakat untuk memiliki tabungan asuransi kesehatan.
"Saya berhasil menggerakkan masyarakat. Jadi masing-masing RW punya tabungan asuransi kesehatan. Kalau mereka berobat ke Puskesmas gratis karena dana kesehatan bisa dari iuran yang dikumpulkan di pak RW. Saya nanti tinggal klaim ke pak RW saja," jelas
BIODATA
Nama lengkap
Dr Samuel Oetoro, MS, Sp.GK
Tempat dan tanggal lahir
Jakarta, 20 Juni 1958
Status
Menikah dengan Magdalena Indriati Setyawan dengan dikarunia 3 anak, Rendy Oetoro Putra, Samuel Rafianti Oetoro Putra, Rafael Tania Oetoro Putri.
Pendidikan
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang (1976-1982)
Master of Science UI (1996-2000)
Spesialis Ilmu Gizi Klinik FKUI (2004)
Tempat praktik
Dokter gizi klinik di MRCCC Siloam Hospital Semanggi
Klinik Seruni Departemen Gizi RSCM
Organisasi
Anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia)
Anggota Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI)
Anggota Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI)
Working Group Metabolism and Clinical Nutrition
mer/ir)
detikhealth.com
-
0 komentar:
Post a Comment