-
-

Tuesday, November 08, 2011

Perubahan Hormon, Penyebab Sulitnya Penurunan Berat Badan


(Foto: thinkstock)Jakarta, Orang-orang yang mengalami berat badan berlebih (obesitas) bisa menurunkan berat badannya dengan diet. Tapi masalah yang timbul adalah setelah terjadi penurunan berat badan, susah sekali mempertahankan berat badannya. Apa sebabnya?

Selidik punya selidik, setelah dilakukan penelitian, ternyata sulitnya orang obesitas mempertahankan berat badan hasil diet karena tubuhnya mengalami perubahan hormon selama melakukan diet.

Penelitian yang dilakukan Yusuf Proietto dan rekannya dari University of Melbourne menemukan bahwa orang obesitas yang melakukan diet selama setahun memang mengalami penurunan berat badan. Tapi penurunan berat badan itu juga membuat metabolismenya melambat. Metabolisme yang melambat ini mempengaruhi sejumlah hormon.

Hormon yang terkait dengan metabolisme melambat itu adalah hormon Leptin yang turun kadarnya ketika metabolisme melambat. Ketika kadar leptin turun, maka akan menyebabkan peningkatan nafsu makan. Hormon lain yang berubah karena metabolisme melambat setelah diet adalah ghrelin, hormon yang merangsang rasa lapar.

Penelitian yang dilakukan Proietto dan rekannya melibatkan sejumlah orang dengan berat badan rata-rata 209 pound (94 Kg). Di awal penelitian, peneliti mengukur tingkat hormon peserta dan menilai rasa lapar dan selera peserta setelah makan telur rebus, roti panggang, margarin, jus jeruk dan biskuit untuk sarapan.

Peserta penelitian kemudian menghabiskan 10 minggu dengan makanan berkalori sangat rendah, yaitu 500-550 kalori per hari. Hal tersebut dimaksudkan untuk membuat peserta penelitian kehilangan 10 persen dari berat badan. Bahkan, ada peserta yang kehilangan berat badan sekitar 14 persen atau 29 kg.

Seperti yang diperkirakan, tingkat hormon berubah dan menyebabkan peningkatan selera makan. Sehingga peserta penelitian merasa lebih lapar daripada ketika dimulai penelitian.

Peserta kemudian diberi diet yang dimaksudkan untuk menjaga berat badannya. Setahun kemudian para peserta penelitian mengalami peningkatan berat badan lagi meskipun telah melakukan diet untuk mempertahankan hasil penurunan berat badan tersebut.

Hal tersebut disebabkan oleh perubahan hormon. Hormon leptin yang memberitahu otak berapa banyak lemak tubuh yang ada. Hormon tersebut akan turun sekitar dua pertiga segera setelah kehilangan berat badan.

Ketika kadar leptin turun, maka akan menyebabkan peningkatan nafsu makan dan metabolisme melambat. Setahun setelah diet, kadar leptin masih sepertiga lebih rendah daripada pada awal penelitian. Namun, kadar leptin meningkat setelah peserta tidak dapat mempertahankan berat badannya.

Hormon lain yang merangsang rasa lapar, yaitu ghrelin, yang juga berubah setahun kemudian. Sehingga menyebabkan selera makan peserta penelitian lebih kuat dari pada awal penelitian.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa, lebih dari 90 persen orang obesitas yang mengalami penurunan berat badan akan sulit mempertahankannya dan akan kembali gemuk. Metabolisme lebih normal ketika seseorang berada pada berat badan yang lebih tinggi," kata peneliti seperti dilansir dari TheNewYorkTimes, Jumat (28/10/2011).

Penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine edisi 27 Oktober 2011.

Mengembalikan hormon pada tingkat normal dengan memberikan obat setelah diet kemungkinan dapat menjadi solusi agar orang yang obesitas dapat mempertahankan penurunan berat badan yang telah dicapai. Namun, masih perlu dilakukan berbagai penelitian untuk dapat menunjang hasil penelitian tersebut.



ir/ir)

email : sales[at]detik.com


detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons