Emmet Rauch (dok: kpho.com)Phoenix, Anak-anak kadang suka memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Tapi naas nasib balita Emmet Rauch, ia menelan baterai lithium yang mengandung nikel yang membuat kerongkongannya terbakar dan harus menjalani berkali-kali operasi.
Hal ini terjadi pada Oktober 2010, ketika tak ada seorang pun yang melihat Emmet menelan baterai lithium dari remote control hingga akhirnya ia mulai menunjukkan gejala dan hasil sinar X memperlihatkan adanya baterai dalam kerongkongannya.
"Baterai mulai membakar kerongkongannya dalam waktu 2 jam, tapi kami baru menyadarinya 3 hari kemudian," ujar Karla Rauch, ibu Emmet, seperti dikutip dari Foxnews, Selasa (15/11/2011).
Karla menuturkan saat itu Emmet berusia 12 bulan dan ia bangun pagi dengan kondisi demam dan bertindak tidak seperti biasanya. Karena kondisinya yang tidak juga mereda, kedua orangtua Emmet membawanya ke Urgent Care yang berlokasi dekat rumahnya.
Setelah diperiksa Emmet diperbolehkan pulang dan ia didiagnosis mengalami flu atau adanya reaksi terhadap vaksinasi yang diberikan pada Emmet beberapa hari sebelumnya.
Namun 2 hari kemudian, gejalanya semakin parah, ia terlihat lesu dan mengalami batuk-batuk yang mengeluarkan banyak lendir, tidak mau makan serta tidak bisa tidur. Malam harinya Karla tidur disamping Emmet dan berusaha menghibur anaknya yang terlihat sangat kesakitan.
Keesokan harinya Emmet langsung dibawa ke rumah sakit karena mulai mengalami muntah darah. Saat tiba di Unit Gawat Darurat, Emmet langsung mendapatkan perawatan pernapasan dan dokter melakukan pemeriksaan X-ray dada.
Dokter melihat ada sesuatu yang bersarang di kerongkongannya, saat itu Karla merasa terkejut karena ia tidak pernah melihat Emmet tersedak sesuatu. Hingga akhirnya ahli radiologi mengidentifikasi adanya baterai yang bersarang di kerongkongannya.
Kondisi ini membuat Emmet harus menjalani pengangkatan kerongkongan sebanyak 4 inci (10,16 cm) karena asam dari baterai menyebabkan 2 bolongan pada kerongkongan dan trakeanya serta adanya kerusakan pada paru-paru.
Emmet telah menjalani 14 kali operasi dan mendapatkan anestesi sebanyak 20 kali dengan pemeriksaan X-ray sebanyak 200 kali. Ia pun harus dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit) selama lebih dari 19 minggu.
"Prognosisnya tidak bisa diketahui, tapi kami berharap yang terbaik untuknya bahwa suatu hari nanti Emmet bisa hidup dan makan dengan aman lagi," ujar Karla.
Karla berharap kejadian Emmet ini bisa menyadarkan betapa bahayanya menelan sebuah baterai. Kejadian ini sudah setahun yang lalu tapi Emmet masih harus berjuang untuk bertahan hidup dan melakukan beberapa hal untuk menghapus kerusakan yang ada.
"Baterai ini begitu kecil dan bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari, karena teknologi yang terus maju dan barang elektronik semakin kecil sehingga rentan untuk tertelan. Karena itu amankan anak-anak dari apapun yang membahayakannya," ungkap Karla.
Sementara itu Michelle Chacon, salah satu perawat Emmet menuturkan baterai kecil lithium memiliki bahaya yang lebih besar karena ia tidak memiliki casing (pelindung) seperti halnya baterai AA.
"Dan baterai ini digunakan untuk banyak hal seperti remote kontrol, kartu ucapan yang menggunakan suara hingga jam tangan. Untuk itu anak-anak perlu dilindungi agar tidak bermain-main dengan baterai ini," ujar Chacon.ver/ir)
detikhealth.com
-
0 komentar:
Post a Comment