-
-

Monday, July 25, 2011

Bakat Seni Muncul Setelah Hidup dengan Otak Separuh


Taisia ​& ibundanya (Foto: dailymail)St Petersburg, Rusia, Otak adalah bagian penting dari tubuh manusia. Seorang gadis asal St Petersburg Rusia harus berjuang hidup dengan otak separuh pasca kecelakaan hebat. Tapi hidup dengan otak separuh justru membuat gadis ini menemukan kemampuan seni baru yang luar biasa.

Taisia ​​Sidorova, gadis 21 tahun dari St Petersburg Rusia, harus berjuang keras untuk hidup setelah mengalami kecelakaan tiga tahun lalu yang membuat tengkoraknya hancur setengah dan fragmen tulang terjepit di otaknya.

Kondisi tersebut membuat dokter harus memotong belahan kiri otaknya yang rusak, yang bertanggungjawab untuk kemampuan logika dan analisis, serta menempatkan pelat pelindung dalam kepalanya.

Saat itu, dokter tidak berharap banyak untuk pemulihan dan memperingatkan ibunya bahwa Taisia kemungkinan akan cacat selama sisa hidupnya.

Tetapi perlahan dan dukungan cinta keluarganya, Taisia kembali sadar dan mulai berbicara dan akhirnya dokter mengizinkannya pulang.

"Dia butuh istirahat dan memulihkan kekuatan disini. Dia masih harus menjalani operasi untuk membangun kembali tengkoraknya," jelas Irina Sidorova, ibunda Taisia, seperti dilansir Dailymail, Senin (25/7/2011).     Pada masa pemulihan, Taisia harus menjalani terapi seperti belajar membuat sketsa. Ia mulai belajar membuat sketsa meskipun dia tidak pernah tertarik dengan hal itu sebelumnya.

Namun, ternyata hasil sketsa yang dibuat Taisia menunjukkan hasil yang sangat baik, terlebih bagi orang yang hanya hidup dengan otak separuh.

"Saya tidak akan pernah menilai kemampuan artistiknya sebelum ia menjadi orang baru seperti sekarang. Dia memiliki bakat alami untuk seni. Ini luar biasa," jelas guru seni Ludmilla Ostrowski.

Ibundanya mengatakan, Taisia seperti sayuran yang masih segar. Dokter tidak percaya dia akan bertahan. "Saya tidak mau menerimanya dan saya tetap berada di samping tempat tidurnya dan berdoa, memijat dan berbicara kepadanya," jelas Irina.

Menurut Irina keajaiban yang terjadi pada Taisia terjadi pada malam tahun baru ketika ia menangis di samping tempat tidur putrinya. Taisia kemudian mengangkat lengannya untuk menyeka air mata ibunya.

Dua tahun kemudian Taisia belajar cara memegang pensil di tangan kirinya sebelum akhirnya membuat sebuah cat kuas.

"Otak manusia adalah hal yang luar biasa. Dalam kasus ini, bagian yang tersisa tampaknya telah mengalami perkembangan untuk mengimbagi bagian yang hilang dan pada saat yang sama memberinya bakat yang sebelumnya belum ditemukan untuk seni," jelas dokter yang menanggani Taisia.

Dokter dalam pengobatan moderen masih akan sesekali melakukan operasi untuk mengeluarkan setengah dari otak dalam kasus orang yang menderita kondisi lain, seperti kejang parah sehingga membuat pasien tak bisa memiliki kehidupan yang normal.

Penelitian yang dilakukan oleh neurolog John Freeman dari Johns Hopkins University menunjukkan bahwa pasien yang lebih muda lebih sering menjalani hemispherectomy (prosedur bedah langka dimana salah satu cerebral hemisphere atau setengah bagian otak dikeluarkan). Menurut Freeman, pasien yang lebih muda akan semakin besar kemungkinannya untuk pulih.

"Anda dapat berjalan, berlari, menari atau melompat, tapi Anda kehilangan kemampuan tangan yang berlawanan dengan belahan otak yang telah dikeluarkan," jelas Freeman.

Taisia kehilangan belahan otak kirinya, yang akan membuat gerakannya terbatas di tangan kanan serta penglihatan. Namun kini ia memiliki kemampuan seni luar biasa di tangan kirinya.


mer/ir)





detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons