-
-

Tuesday, July 26, 2011

Ditinggal Ibu Bekerja Tak Akan Bikin Anak Hiperaktif


foto: ThinkstockLondon, Selama ini wanita karir sering cemas meninggalkan anaknya di rumah, sebab anak-anak yang tidak didampingi ibunya dikhawatirkan rentan mengalami gangguan perilaku. Namun menurut penelitian, anak tetap tumbuh normal meski ibunya bekerja.

Peneliti dari University College London, Dr Anne McMunn mengungkap hal itu setelah melakukan pengamatan terhadap 13.000 anak di Inggris. Anak-anak dari berbagai latar belakang pekerjaan orangtua itu diamati saat baru lahir, lalu diamati lagi perilakunya pada umur 3 dan 5 tahun.

Hailnya, tidak ada perbedaan yang signifikan pada perilaku anak-anak yang ibunya bekerja dibandingkan dengan anak-anak yang ibunya selalu ada di rumah. Kesimpulan ini menenteramkan 64 persen wanita karir di Amerika Serikat yang tercatat masih memiliki anak balita.

Bahkan menurut penelitian tersebut, perkembangan perilaku pada anak-anak yang selalu ditinggal bekerja oleh kedua orangtuanya justru lebih baik dibandingkan jika kedua orangtuanya adalah pengangguran. Hal ini lebih dipengaruhi oleh faktor pendapatan dalam keluarga.

Meski secara umum tidak terpengaruh oleh pekerjaan orangtua khususnya ibu, anak laki-laki lebih rentan mengalami gangguan perilaku jika ibunya pengangguran. Hal yang sama juga dialami oleh anak perempuan, yang rentan menjadi hiperaktif jika ayahnya tidak punya pekerjaan.

"Wanita karir tidak perlu merasa bersalah saat meninggalkan anaknya di rumah, selama ada yang mengurusnya. Justru karir seorang ibu memberi pengaruh positif bagi keuangan keluarga dan juga teladan bagi anak-anaknya," ungkap Dr McMunn seperti dikutip dari WebMD, Senin (25/7/2011).

Sebelumnya, banyak yang meyakini bahwa karir seorang ibu bisa membuat anaknya terlantar dan rentan mengalami gangguan perilaku antara lain GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas). Namun dengan penelitian baru ini, para ibu tidak perlu cemas untuk menjalankan karir sembari tetap mengurus anak.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health.
up/ir)





detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons