dr Sylvia (dok: detikHealth)Profesinya sebagai dokter jiwa membuatnya harus memahami pikiran-pikiran aneh pasien hingga menyembuhkan rasa trauma. Suatu kali ia harus menghadapi pasien yang merasa di perutnya ada 1.000 anak kecil atau di saat lain ia harus menyembuhkan trauma perempuan cantik yang nyaris jadi korban perkosaan.
Tak banyak orang yang mau peduli atau paham mengenai gangguan jiwa. Tapi hal ini tidak berlaku pada dr Sylvia, baginya hal itu justru membuatnya penasaran mengapa seseorang bisa memiliki pikiran atau perilaku yang tidak masuk akal.
"Saya sudah tertarik ketika masih menjadi mahasiswa tingkat 4, saat itu saya ingin tahu kenapa kok seseorang bisa mengalami pikiran dan perilaku seperti itu, apa latar belakangnya," ujar dr Sylvia saat ditemui detikHealth di Sahid Sahirman Memorial Hospital, Rabu (13/7/2011).
dr Sylvia menuturkan ketertarikannya pada kesehatan jiwa memang bermula sejak ia masih kuliah kedokteran tingkat 4 dan 5 ketika masuk bagian psikiatri. Setelah lulus maka ia pun memutuskan untuk mengambil spesialis kesehatan jiwa.
Sebagian besar orang, termasuk orangtuanya juga menanyakan mengapa dirinya memilih menjadi psikiater, tapi dr Sylvia berusaha menjelaskan bahwa ia memang senang dengan ilmunya dan ingin sekali membantu orang lain.
"Memang masih ada stigma baik di Indonesia maupun di luar negeri bahwa dokter jiwa itu sepertinya menangani sakit jiwa berat, padahal gangguan jiwa itu spektrumnya luas mulai dari yang ringan sampai berat," ungkapnya.
Dokter yang memiliki 2 anak ini menuturkan, ia pernah menangani pasien seorang pegawai perempuan yang mengalami fobia terhadap pisau sehingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Fobia itu membuatnya jadi takut ke dapur, padahal disatu sisi ia adalah seorang perempuan.
Selain itu ada pula pasiennya yang merasa di dalam perutnya ada 1.000 anak kecil-kecil, padahal perasaan yang dialaminya itu tidak logis dan tidak masuk akal. Pemikiran dan perilaku yang dialami oleh si pasien ini membuat dr Syvia bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu, sehingga ingin sekali membantunya. Dibutuhkan kesabaran memahami apa yang pasien rasakan serta mengembalikannya ke pikiran normal.
Tapi diantara sekian banyak pasien gangguan jiwa yang pernah ditanganinya, ada 1 pasien yang membuatnya trenyuh yaitu seorang perempuan cantik yang juga foto model. Pasien ini memiliki pengalaman traumatik akibat percobaan pemerkosaan.
Pasien ini mengalami percobaan pemerkosaan tahun lalu, tapi mungkin karena ia memiliki norma-norma agama dan kultur budaya kuat yang ditanamkan oleh ibunya, maka ia merasa dirinya kotor sekali dan menjadi seperti sampah meskipun ia tidak sampai diperkosa.
"Saya melihatnya kasihan karena anaknya cantik banget tapi harus mengalami trauma seperti itu," ujar dokter yang lahir pada tanggal 13 November 1959.
Menurut dr Sylvia, pasien yang paling banyak saat ini adalah orang dengan gangguan serangan panik dan juga problem perkawinan. Pasien ini untuk jangka pendeknya akan dibantu cara mengatasinya agar bisa beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari, sedangkan untuk jangka panjang biasanya diterapi psikoterapi dinamik dengan mengubahnya secara perlahan-lahan.
Meski banyak orang yang mencurahkan berbagai masalah dengan dr Sylvia, ia tetap merasa bersyukur karena dirinya sampai saat ini tidak sampai terpengaruh oleh berbagai hal yang dialami oleh pasien-pasiennya.
"Orang bilang aku itu cuek bebek, jadi begitu sampai rumah sudah lupa. Meski kadang ada juga pasien yang menelepon untuk konsultasi," ujar dokter yang mengambil program spesialis di FK UI ini.
Ada pula beberapa hal yang biasa dilakukan dr Sylvia untuk mengurangi kadar stres yang dialaminya seperti bermain piano, menari atau bermain gamelan. dr Sylvia menuturkan biasanya ia akan bermain piano ketika dirinya sedang merasa jengkel.
dr Sylvia mengungkapkan bahwa dulu dirinya sempat mau menjadi dokter kandungan, tapi hal ini diurungkan karena saat mengambil program spesialis ia sudah menikah dan memiliki anak, sehingga waktunya tidak banyak.
"Saya berharap nantinya anak saya bisa sekolah dengan baik dan saya pengennya anak saya yang kecil jadi dokter karena anak saya yang besar sudah sekolah di teknik informatika," ungkapnya.
Biodata:
Nama: Sylvia Detri Elvira
Tanggal lahir: 13 November 1959
Status: Menikah dengan Agung Wibowo Pudjiarso, MD dan dikaruniai 2 orang anak
Pendidikan:
1985 : Pendidikan dokter di Universitas Indonesia
1992 : Pendidikan spesialis Psikiatri Universitas Indonesia
2005 : Konsultan psikiatri
Organisasi: Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Asia Pacific Association for Psychotherapist (APAP), International Federation for Psychotherapy (IFP), Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
ver/ir)
detikhealth.com
-
Thursday, July 21, 2011
dr Sylvia dan Serunya Mendalami Pikiran-pikiran Aneh Manusia
-
0 komentar:
Post a Comment