foto: ThinkstockJakarta, Pada bayi, vaksin hepatitis sudah termasuk dalam program imunisasi wajib. Namun bagi remaja dan dewasa, pemberian vaksin hepatitis B masih bersifat swadaya dan masih diprioritaskan bagi kelompok berisiko antara lain tenaga kesehatan.
Imunisasi atau pemberian vaksin hepatitis B pada kelompok remaja dan dewasa hingga saat ini bersifat swadana karena tidak termasuk program yang diwajibkan pemerintah. Upaya pencegahan yang disebut Catch Up Imunization ini biasanya dilakukan secara kolektif di sebuah perusahaan.
Biayanya tidak murah karena biasanya harus didahului dengan skrining serologi untuk mencegah pemberian vaksin pada yang tidak perlu. Karena itu di beberapa perusahaan, imunisasi dilakukan dengan dibiayai oleh pemilik atau pimpinan perusahaan.
"Untuk tahap pertama yang diprioritaskan adalah kelompok berisiko, yang sering tertusuk misalnya tenaga kesehatan," ungkap Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, dalam simposium Roche Fair 2011 di Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Selasa (12/7/2011).
Prioritas ini sesuai dengan resolusi World Health Assembly (WHA) 2010, yang menempatkan tenaga kesehatan sebagai salah satu kelompok yang rentan terhadap infeksi hepatitis B. Resolusi tersebut untuk pertama kalinya juga menetapkan tanggal 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Dunia.
Hepatitis B merupakan salah satu infeksi virus dengan tingkat penularan paling tinggi, 100 kali lebih menular dibandingkan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Diperkirakan ada 2 miliar pengidap hepatitis B di seluruh dunia, 400 juta di antaranya adalah penderita kronis yang berisiko terkena kanker hati.
Di Indonesia sendiri diperkirakan ada 30 juta penderita hepatitis B dan C, dengan penderita kronis yang berisiko kanker hati sebanyak 1,5 juta orang. Dengan prevalensi atau angka kejadian sebesar 9,4 persen, Indonesia masuk kategori endemis tinggi untuk hepatitis B dan C.
up/ir)
detikhealth.com
-
Tuesday, July 12, 2011
Tenaga Kesehatan Jadi Prioritas Imunisasi Hepatitis B
-
0 komentar:
Post a Comment