-
-

Tuesday, July 12, 2011

Pemerintah Masih Upayakan Obat Murah untuk Hepatitis


foto: ThinkstockJakarta, Skrining hepatitis tidak akan memberikan manfaat yang optimal selama harga obatnya masih mahal seperti sekarang ini. Untuk mengatasinya, pemerintah masih terus berupaya melobi perusahaan farmasi untuk memberikan harga semurah mungkin.

"Nanti ini saja saya mau ketemu perusahaan farmasi membicarakan mungkin tidak untuk untuk memberikan obatnya dengan harga murah," ungkap Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, seusai simposium Roche Fair 2011 di Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Selasa (12/7/2011).

Prof Tjandra Yoga mengatakan, pembiacaraannya dengan perusahaan tersebut belum mengarah ke compulsary license atau pengambilalihan paten obat agar harganya tidak terlalu mahal. Namun diakuinya, compulsary license termasuk salah satu opsi yang dipertimbangkan.

Dalam sebuah kesepakatan compulsary license, ada syarat yang harus dipenuhi yakni obat yang patennya diambilalih oleh negara harus diberikan secara gratis. Obat tersebut tidak boleh dijual sekalipun dengan harga lebih murah karena sudah tidak dilindungi paten.

Alternatif lain jika tidak mungkin digratiskan adalah dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan yang memegang paten. Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, opsi ini bisa membuat harga obat hepatisis turun dari Rp 500-an ribu menjadi sekitar Rp 100-200 ribu.

Saat ini obat-obat hepatitis harganya sangat mahal karena sebagian besar masih dilindungi paten. Contohnya injeksi interferon yang harganya mencapai Rp 8-10 juta sekali suntik, padahal harus diberikan setiap bulan secara teratur dalam 6-12 bulan.

Versi generiknya yang harganya bisa dibuat jauh lebih murah baru boleh diproduksi jika masa patennya sudah berakhir. Masa paten untuk sebuah temuan obat baru biasanya berlaku 20 tahun sejak paten tersebut didaftarkan, kecuali jika ada perpanjangan.

"Yang saya dengar (obat-obat hepatitis) ada yang habis patennya tahun 2012 atau 2013, kita lihat saja nanti," tambah Prof Tjandra Yoga.
up/ir)



detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons