(Foto: thinkstock)Jakarta, Anak-anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau hiperaktif cenderung bermasalah dengan tulisan seperti kesulitan mengeja dan memiliki tata bahasa yang buruk dibandingkan teman-temannya. Kesulitan ini dijumpai pada anak laki dan anak perempuan dengan ADHD.
"Gangguan menulis sering diabaikan. Padahal menulis adalah keterampilan penting yang diperlukan untuk keberhasilan akademis, sosial dan kesejahteraan perilaku. Jika masalah ini tidak dideteksi sejak dini pada anak-anak dengan ADHD, mereka dapat menderita ketika menjadi dewasa," ujar peneliti Dr. Slavica Katusic dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota seperti dilansir Reuters, Rabu (24/8/2011).
Masalah menulis jauh lebih umum pada anak laki-laki dan perempuan dengan ADHD. Hampir dua pertiga anak laki-laki dengan ADHD bermasalah dengan tulis menulis, dibandingkan dengan satu dari enam anak laki-laki tanpa ADHD.
Pada anak perempuan, 57 persen anak dengan ADHD bermasalah dengan tulis-menulis. Sangat mencolok jika dibandingkan dengan kurang dari 10 persen pada anak perempuan tanpa ADHD. Anak perempuan dengan ADHD hampir sepuluh kali lebih mungkin memiliki kombinasi gangguan menulis dan membaca dibandingkan dengan anak perempuan tanpa ADHD.
Masalah memori dan perencanaan pada anak-anak dengan ADHD dapat mempengaruhi proses penulisan, mungkin karena ADHD berkaitan dengan gangguan belajar di masa lalu.
Annette Majnemer telah mempelajari tulisan tangan pada anak-anak dengan ADHD di McGill University di Montreal, Kanada. Ia mengatakan bahwa banyak anak-anak dengan gangguan ADHD tampaknya mengalami kesulitan dengan komponen menulis.
"Mungkin disebabkan fakta bahwa mereka mudah lalai, terganggu perhatiannya dan hiperaktif. Dalam hal ini, keterampilan motorik dan masalah koordinasi lah yang dapat disalahkan," kata Majnemer.
Sementara Katusic menambahkan bahwa masalah genetik mungkin berada di balik ADHD dan beberapa masalah menulis. Tetapi secara umum, sulit diketahui bagaimana persisnya ADHD berkaitan dengan gangguan menulis dan membaca.
"Bila orangtua melihat sesuatu atau mendengar dari guru, maka anak harus mendapat penanganan tidak hanya untuk ADHD-nya, tetapi harus diuji juga apakah mereka memiliki masalah belajar lainnya. Dokter dan guru harus menekankan bahwa pengujian dilakukan untuk semuanya pada setiap jenis ketidakmampuan belajar. Itu harus dideteksi dini dan pengobatan harus dimulai sejak dini," kata " jelas Katusic.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS mencatat hampir 10% anak-anak berusia 4-17 tahun di AS pernah didiagnosis dengan ADHD. Jumlah ini telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Penelitian yang dilakukan Katusic melibatkan 6.000 anak-anak yang lahir di Rochester antara tahun 1976 dan 1982 dan masih tinggal di sana sampai berusia 5 tahun. Katusic dan rekan-rekannya melacak catatan sekolah, les dan medis untuk melihat tanda-tanda ADHD serta kemampuan si anak dalam hal menulis, membaca dan tes kecerdasan umum melalui sekolah tinggi.
Secara total, 379 anak-anak diketahui memenuhi kriteria ADHD dan lebih sering ditemui pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Dari semua anak-anak dalam penelitian, lebih dari 800 anak mendapat nilai buruk pada tes kemampuan menulis. Sebagian besar anak yang mengalami kesulitan menulis juga mengalami kesulitan membaca.
Â
ir/ir) detikhealth.com
-
Monday, August 29, 2011
Kesulitan Menulis, Gangguan Serius yang Dialami Anak ADHD
-
0 komentar:
Post a Comment