(Foto: thinkstock)Washington, AS, Bagi para dokter, kejujuran pasien terkait kondisinya akan sangat memudahkan pemeriksaan dan proses penyembuhan penyakit. Namun menurut penelitian, 13 persen sering membohongi dokter dan akibatnya justru membahayakan dirinya sendiri.
Kebohongan tersebut kadang-kadang hanya menyangkut hal-hal sederhana, seperti kebiasaan olahraga dan makanan apa saja yang disantap sehari-hari. Namun tak jarang, ketidakjujuran itu juga dilakukan untuk hal-hal penting seperti riwayat pengobatan.
"Sebenarnya saya tidak berniat membohongi dokter, tapi ketika mereka bertanya kapan terakhir kali saya kolonoskopi (pemeriksaan usus) saya selalu jawab tahun lalu padahal sebenarnya sudah tahun 2005. Semata-mata karena lupa untuk sesaat," ungkap Barbara Maack, seorang pasien di Amerika Serikat seperti dikutip dari Azcentral, Kamis (18/8/2011).
Kebetulan dalam kasus Maack, kebohongan itu memang tidak menimbulkan dampak yang terlalu serius. Dampak yang ia alami hanyalah ketika dokter tidak mau melakukan kolonoskopi lagi sebelum 2015, karena Maack mengatakan baru menjalaninya tahun lalu.
Namun menurut survei yang dilakukan WebMD, dalam banyak kasus lain kebohongan pasien bisa memicu dampak serius baik bagi dirinya sendiri atau bahkan orang lain di sekitarnya misalnya sebagai berikut:
1. Pasien mengalami interaksi obat yang tidak diinginkan
2. Pasien terlambat mendapat penanganan
3. Pasien mengalami komplikasi kronis yang sebenarnya bisa dicegah
4. Pasien menularkan virus ke orang-orang di sekitarnya.
Bahkan survei lain yang dilakukan oleh Mayo Clinic dan University of Washington mengungkap, beberapa kebohongan berakhir dengan kematian. Menurut survei tersebut, 45 persen kasus bunuh diri menimpa pasien yang dalam beberap hari sebelumnya baru saja periksa ke dokter.
Sebagian dari pasien yang akhirnya bunuh diri melakukan kebohongan ketika dokter bertanya apakah sedang merasa depresi dan punya punya pikiran untuk bunuh diri (suicidal thought). Padahal seandainya pasien mau mengaku, kemungkinan dokter bisa memberikan solusi.
Salah seorang ahli kesehatan dari Renaissance Medical Group, Andrew Carroll mengatakan kebohongan yang dilakukan para pasien adalah hal yang sangat manusiawi. Meski begitu, kejujuran pasien akan sangat menentukan kemampuan dokter dalam mendiagnosis penyakit dan mencarikan solusinya.
"Jika pasien sadar telah melakukan hal yang tidak disarankan dokternya, mereka cenderung akan berbohong karena pasti tidak ingin dikuliahi. Tapi sebagai dokter kita jangan seperti polisi, kita tidak berhak menghakimi," ungkap Caroll.
Masih menurut Caroll, hal-hal yang biasanya paling sering dirahasiakan pasien kepada dokter adalah kebiasaan merokok dan minum alkohol. Sementara untuk berat badan dan tekanan darah, pasien tidak pernah bohong karena biasanya dokter akan mengukurnya sendiri.
up/ir) detikhealth.com
-
Wednesday, August 24, 2011
Pasien Sering Membohongi Dokter Soal Kondisinya
-
0 komentar:
Post a Comment