-
-

Wednesday, August 24, 2011

Nyamuk Mulai Kebal Kelambu, Malaria Makin Mengkhawatirkan


(Foto: thinkstock)Senegal, Sebelumnya kelambu dengan insektisida dinilai dapat membantu mengurangi gigitan nyamuk yang mengakibatkan malaria. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa nyamuk mulai resisten (kebal) terhadap kelambu dan penyebaran malaria makin mengkhawatirkan.

Peneliti yang mempelajari infeksi malaria di sebuah desa di Afrika Barat menemukan bahwa adanya resistensi atau kekebalan yang mulai tumbuh terhadap kelambu dengan insektisida pada nyamuk Anopheles gambiae, yaitu spesies yang bertanggung jawab menyebarkan malaria ke manusia di Afrika.

"Temuan ini menjadi perhatian besar," tulis peneliti yang dipimpin Jean-Francois Trape dari Development Research Institute di Dakar, dalam sebuah studi dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases, seperti dilansir Reuters, Jumat (19/8/2011).

Meskipun berbagai upaya sudah dilakukan dalam dekade terakhir seperti dengan menggunakan insektisida, penyemprotan ruangan, kelambu dan obat-obatan kombinasi, tapi malaria masih saja membunuh hampir 800.000 orang per tahun, sebagian besar bayi dan anak-anak muda di sub-Sahara Afrika.

Studi yang dilakukan Trape menunjukkan bahwa resistensi terhadap insektisida di Afrika dan Amerika Selatan terus meningkat. Hal ini dapat memiliki implikasi serius bagi strategi pengendalian malaria, terutama karena ada beberapa alternatif insektisida yang efektif, murah dan aman bagi manusia.

Tim Trape awalnya berangkat untuk menilai dampak dari pengenalan obat malaria yang dikenal sebagai artemisinin-combination therapies (ACT) sebagai pengobatan lini pertama untuk malaria dan distribusi deltametrin untuk kelambu pada populasi barat pedesaan Afrika.

Deltametrin adalah salah satu insektisida utama yang digunakan untuk pengendalian malaria di Afrika dan direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di desa Dielmo di Senegal, peneliti menganalisis data kasus-kasus malaria dan populasi nyamuk yang dikumpulkan satu setengah tahun sebelum obat-obatan dan kelambu diperkenalkan, serta dua setengah tahun sesudahnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama dua tahun dari Agustus 2008 hingga Agustus 2010 setelah kelambu dibagikan, ada pengurangan ditandai serangan malaria.

Tapi di antara September dan Desember 2010, 27 hingga 30 bulan setelah jaring telah diberikan, serangan malaria pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua meningkat ke tingkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Pengujian nyamuk di desa juga menemukan bahwa 37 persen resisten terhadap deltametrin pada tahun 2010 dan mutasi genetik yang membuat resistensi meningkat dari 8 persen pada 2007 menjadi 48 persen pada 2010.

"Strategi untuk mengatasi masalah resistensi insektisida dan untuk mengurangi dampaknya harus segera ditetapkan dan dilaksanakan," tulis peneliti.mer/ir) detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons