-
-

Saturday, August 20, 2011

Vaksin untuk Mencegah Chikungunya Sudah Bisa Dibuat


(Foto: thinkstock)Jakarta, Chikungunya atau demam tulang membuat penderitanya mengalami demam dan kesakitan hingga ke tulang yang rasanya seperti rematik bahkan yang parah bisa menjadi lumpuh.

Chikungunya disebabkan virus bernama Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus ini tidak bisa dibasmi dan belum ada obatnya. Tapi kini ilmuwan sudah bisa membuat vaksin yang bisa mencegah Chikungunya.

"Saat ini memang belum ada pengobatan atau vaksin yang disetujui untuk chikungunya, namun ada kebutuhan nyata terhadap vaksin yang efektif untuk melindungi infeksi ini. Sejauh ini kami melihat vaksin ini bisa memenuhi kebutuhan itu," kata Scott Weaver, direktur UTMB's Institute for Human Infections and Immunity di Galveston National Laboratory yang diterbitkan secara online dalam jurnal PLoS Pathogens dan ScienceDaily seperti dikutip Senin (15/8/2011).

Gejala Chikungunya antara lain demam tinggi sampai menggigil yang disertai rasa ngilu yang menusuk hingga ke otot dan tulang sehingga disebut juga flu tulang.

Meski gejalanya sangat parah, virus yang menyebabkan penyakit ini tidak dibasmi sehingga obat yang diberikan hanya untuk mengatasi gejala seperti diberi penurun panas untuk mengatasi demamnya. Untungnya, gejala ini hanya berlangsung antara 5-10 hari dan akan sembuh dengan sendirinya.

Penyakit ini masih menjadi epidemi di India, Asia Tenggara dan Afrika. Saat ini, para peneliti gabungan dari University of Texas Medical Branch di Galveston, Inviragen Inc. di FColorado, University of Wisconsin, Centers for Disease Control and Prevention dan University of Alabama telah mengembangkan vaksin kandidat baru untuk melindungi manusia dari ancaman virus ini.

Vaksin eksperimental ini berupa rekombinan vaksin hidup yang dilemahkan, yaitu vaksin yang diciptakan dengan cara modifikasi genetik virus Chikungunya. Pembuatannya menggunakan teknik yang dikembangkan dengan dukungan dari Western Regional Center of Excellence in Biodefense and Emerging Infectious Diseases yang berkantor pusat di UTMB.

Strain vaksin yang dihasilkan berbeda dari jenis liar virus Chikungunya yakni dalam dua cara tidak menyebabkan penyakit dan tidak mampu menginfeksi nyamuk.

Sifat yang terakhir tersebut sangat penting sebagai fitur keselamatan untuk memastikan bahwa strain vaksin tidak dapat memulai transmisi di daerah sehat. Tujuannya agar wisatawan bisa diimunisasi sebelum perjalanan ke Afrika atau Asia namun dapat menghasilkan respons kekebalan terhadap infeksi chikungunya di masa depan.

Seperti virus hidup, vaksin juga relatif ekonomis untuk diproduksi dalam jumlah besar. Faktor ini penting mengingat keterbatasan sumber daya di daerah yang terserang wabah chikungunya.

"Kita perlu untuk memperlambat virus ini di India dan Asia Tenggara, tidak hanya untuk melindungi orang-orang di sana, tetapi juga untuk mengurangi risiko penyakit mungkin mewabah di sini setelah menginfeksi wisatawan yang pulang. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan vaksin," kata Weaver.

UTMB telah menandatangani perjanjian lisensi dengan Inviragen untuk komersialisasi calon vaksin baru tersebut. Selain itu, kedua mitra telah dipilih untuk mendapat hibah dari National Institutes of Health Amerika Serikat sebesar US$ 3 juta selama empat tahun untuk menyelesaikan proyek ini.


ir/ir) detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons