(Foto: thinkstock)Jakarta, Sering merasa cepat lelah atau sesak napas? Segeralah periksakan diri ke dokter, karena mungkin saja merupakan gejala kelainan katup mitral jantung. Karena kelainan pada katup mitral merupakan kelainan katup jantung paling sering terjadi.
Katup mitral menghubungkan antara atrium (serambi) kiri dan ventrikel (bilik) kiri jantung. Kelainan ini meliputi mitral regurgitasi (MR) berupa kebocoran pada katup mitral dan mitral stenosis (MS) berupa penyempitan katup mitral.
Kebocoran pada katup mitral biasanya terjadi karena putusnya jaringan penunjang (chordae) katup atau karena penyakit degeneratif. Sedangkan penyempitan katup mitral paling sering diakibatkan karena proses infeksi rematik yang berlangsung lama.
Biasanya pasien datang berobat karena keluhan cepat lelah atau sesak napas.
Lakukan Pemeriksaan
Bila terdapat keluhan-keluhan di atas, segeralah periksakan diri ke dokter. Biasanya pada pemeriksaan fisik akan ditemukan bunyi atau irama jantung tambahan, atau bahkan gangguan irama jantung, bila penyakit katupnya sudah berlangsung lama.
Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa foto toraks, rekam jantung atau EKG dan ekokardiografi. Pada foto toraks biasanya akan ditemukan ukuran jantung yang lebih besar, sebagai akibat kompensasi yang dilakukan oleh jantung.
Untuk memastikan jenis kelainan katupnya, maka dilakukan pemeriksaan ekokardiografi. Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan apakah terjadi kebocoran atau penyempitan katup jantung.
Pada pasien berusia di atas 40 tahun, biasanya juga dilakukan angiografi koroner untuk memastikan tidak terdapat penyakit penyerta berupa penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan ini penting, apalagi jika terdapat perbedaan antara gambaran klinis dan hasil pemeriksaan non-invasive. Angiografi ventrikel kiri dapat mendeteksi adanya kebocoran katup jantung serta tingkat keparahannya.
Gejala Penting dan Tindakan
Pada keadaan lanjut, biasanya pasien akan mengalami keluhan gagal jantung, bila tidak mendapat pengobatan yang cepat dan cukup. Keluhan ini timbul karena jantung mempunyai batas toleransi untuk melakukan 'perlawanan' terhadap kelainan yang timbul.
Bila ambang batas ini dilewati, maka pasien akan jatuh ke dalam gagal ganjung. Ukuran jantung akan membesar dan terdapat kongesti (pembengkakan) pada tubuh bagian bawah.
Sebagai langkah awal, dokter akan memberi obat-obat anti-kongesti untuk mengurangi beban jantung. Penanganan medikamentosa merupakan terapi awal untuk membuat kondisi pasien lebih baik dan lebih optimal, yaitu dengan dilakukannya operasi untuk memperbaiki katup atau bahkan mengganti katup mitral yang telah rusak dengan jenis katup mekanikal atau bioprothesis, tergantung indikasi dan permintaan pasien.
Operasi ini akan dilakukan oleh ahli bedah jantung berkolaborasi dengan kardiolog yang akan melakukan ekokardiografi untuk memastikan jenis dan letak kelainan. Strategi operasi ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan ekokardiografi itu.
Sejarah Operasi Katup Mitral Jantung
Operasi pertama penggantian katup mitral dengan prosthesis dilakukan oleh Starr pada tahun 1960. Ini merupakan langkah maju penanganan kasus kelainan katup yang sebelumnya hanya diatasi dengan obat-obatan. Teknik mitral valve repair (MV repair) yang lebih maju dimulai pada tahun 1970-an oleh Carpentier dan Duran.
Teknik pembedahan katup mitral yang saat ini sering digunakan untuk mengoreksi kelainan katup mitral, yaitu: MV repair (memperbaiki katup) dan mitral valve replacement (mengganti dengan prosthesis, baik katup mekanikal atau bioprosthesis). Masing-masing prosedur memiliki kelebihan dan kekurangan, dengan indikasi yang juga berbeda.
Pada kebanyakan kasus, MV repair menjadi pilihan penting, ketika kelainan katup memungkinkan untuk dilakukan repair dengan kemampuan spesialis bedah yang memadai. Repair katup saat ini menjadi pilihan utama pada 70%-90% kasus yang didominasi oleh MR karena penyakit degeneratif.
Keunggulan MV repair telah banyak diakui, meliputi bentuk geometri bilik kiri jantung yang tetap terjaga secara anatomis, tidak menggunakan antikoagulan lama, sehingga terhindar dari komplikasinya. Juga berkurangnya risiko endocarditis (infeksi pada jantung) serta durabilitas atau kestabilan jangka panjang yang baik.
Tingkat mortalitas (kematian) pasien yang menjalani operasi mitral di bawah 5%. Risiko akan bertambah bila pasien datang dalam keadaan lanjut. Pasca operasi, pasien akan dirawat di Intensive Care Unit (ICU) selama 1-2 hari. Setelah itu pasien akan dipindahkan di ruang rawat biasa. Rata-rata lama perawatan sekitar 7-10 hari.
Pasien yang menjalani penggantian katup dengan katup mekanikal, harus mengonsumsi obat pengencer darah seumur hidup, sedangkan untuk katup bioprothesis biasanya hanya diwajibkan minum obat selama 3 bulan. Angka ketahanan pada katup mekanikal biasanya lebih lama dibandingkan dengan katup bioprothesis.
Setelah pasien pulang ke rumah, dianjurkan melakukan kontrol rutin ke dokter untuk memeriksakan darah dan menyesuaikan dosis obat yang akan diminum. Setelah proses operasi dijalani, biasanya pasien dapat beraktivitas kembali seperti biasa. Produktivitas dan kualitas hidup dapat meningkat.
Penulis
Dr. Sugisman, Sp. BTKV
Tim Ahli Bedah Jantung, Paru dan Pembuluh Darah Eka Hospital BSD Tangerang
ir/ir) detikhealth.com
-
Saturday, September 24, 2011
Mengenal Operasi Katup Mitral Jantung
-
0 komentar:
Post a Comment