-
-

Saturday, September 24, 2011

Lubang Bekas Tambang Timah di Babel Bisa Jadi Sarang Nyamuk


Ilustrasi (Foto: thinkstock)Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) dulunya terkenal sebagai tempat penambangan timah. Setelah sumber tambang timahnya habis, tinggal lubang-lubang besar yang tersisa. Lubang besar ini ditakutkan menjadi tempat perindukan nyamuk malaria.

Lubang bekas penambangan timah atau biasa dikenal dengan kolong ini memang memiliki potensi sebagai tempat perindukan nyamuk. Tapi kondisi ini dipengaruhi oleh kekeruhan air dan juga nilai pH yang dimiliki air dalam kolong tersebut.

"Hasil penelitian menunjukkan untuk tambang baru tidak ditemukan jentik, tapi kalau kolong tersebut ditumbuhi rumput maka ia berpotensi ada jentik nyamuk," ujar Harmendo, SKM, Mkes selaku kabid P2PL Bangka di Puskesmas Sungailiat, Bangka, Senin (19/9/2011).

Sementara itu Kadinkes propinsi Bangka Belitung, Hendra Kusumajaya menuturkan semakin tua kolong tersebut maka kemungkinan muncul jentik nyamuk semakin besar. Hal ini karena sudah ditumbuhinya rumput, ganggang atau lumut di dalam dan sekitar kolong tersebut.

"Sedangkan pada kolong yang masih muda, nyamuk tidak bisa hidup karena ada kandungan logam berat dalam air tersebut, nyamuk bisa mati," ujar Hendra.

Hendra menuturkan umumnya daerah yang berisiko malaria adalah yang dekat dari tempat perindukan hingga berjarak 2 km dari tempat perindukan nyamuk tersebut.

Faktor lain seperti perilaku juga turut mempengaruhi terutama para pendatang musiman yang membangun kamp-kamp disitu.

Selain malaria, beberapa masalah dari kolong juga bisa muncul seperti penyakit cikungunya, kecelakaan (beberapa waktu lalu ada 4 anak meninggal akibat mandi di kolong) hal ini karena air yang tercemar, serta juga bisa menyebabkan penyakit kulit.

Meski begitu, kolong-kolong ini bisa dimanfaatkan seperti memberikan bibit ikan-ikan di dalamnya serta memanipulasi air tersebut dengan cara dialirkan. Seperti halnya di Bangka Tengah yang menjadikan kolong-kolong tersebut sebagai tempat peternakan ikan air tawar.

"Diperlukan intervensi perilaku untuk mencegah malaria seperti pakai kelambu, perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada diri sendiri dan juga sekeliling rumah serta menggunakan lotion," ungkap Hendra.


ver/ir) detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons