Sepatu model terbuka (dok: Crocs)London, Karena praktis dan nyaman, sepatu Crocs sangat populer di Inggris termasuk di kalangan para pegawai rumah sakit. Namun karena dinilai tidak aman, Inggris melarang para dokter maupun perawat bekerja dengan sepatu berbahan karet tersebut.
Bahan yang terlalu lunak dinilai tidak melindungi kaki para petugas medis di rumah sakit dari risiko menginjak benda tajam, misalnya alat bedah serta jarum suntik. Selain itu dengan desain agak terbuka, sepatu Crocs juga kurang melindungi kaki dari tumpahan bahan kimia.
Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah Inggris baru-baru ini melarang para petugas medis di rumah sakit termasuk dokter dan perawat untuk memakai Crocs saat bertugas. Sebelumnya negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, Austria dan Swedia juga sudah menerapkan aturan serupa.
Meski bertujuan untuk melindungi keselamatan para petugas, tampaknya tidak semua perawat setuju dengan larangan ini. Seorang perawat di Cardiff bahkan mengatakan, peraturan ini konyol karena terlalu membatasi kenyamanan petugas dalam memilih alas kaki.
"Kami bekerja 12,5 jam/hari dan sepatu seperti ini (Crocs) sangat membantu karena terasa nyaman sepanjang hari. Saya yakin pasien tidak akan mempermasalahkan alas kaki yang kami pakai," ungkap perawat yang tidak disebutkan namanya itu seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (14/9/2011).
Larangan mengenakan sepatu Crocs dikeluarkan pemerintah Inggris menyusul beberapa laporan kasus kaki perawat tertusuk jarum saat di rumah sakit. Kasus-kasus itu terjadi saat mengenakan sepatu Crocs, khususnya model Toffeln Qwirki's 800 yang desainnya terbuka seperti sandal.
"Sepatu adalah bagian dari seragam. Kami berharap para perawat mematuhi peraturan tentang seragam dan semua saran yang menyangkut kesehatan dan keselamatan mereka saat bekerja," ungkap Ruth Walker, seorang kepala bagian keperawatan di Cardiff and Vale University.
up/ir) detikhealth.com
-
Saturday, September 17, 2011
Perawat Dilarang Pakai Sepatu Crocs di Rumah Sakit
-
0 komentar:
Post a Comment