-
-

Monday, August 15, 2011

ASI Eksklusif Tidak Bisa Ditawar-tawar Lagi


(Foto: thinkstock)Jakarta, Jumlah ibu-ibu yang memberikan ASI (Air Susu Ibu) masih belum optimal. Untuk meningkatkan jumlah tersebut, diharapkan masyarakat menjadikan menyusui sebagai gaya hidup. Karena pemberian ASI eksklusif (6 bulan) tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Jadikan menyusui sebagai gaya hidup agar anak bisa tumbuh optimal dan anak tetap mendapatkan hak nya," ujar Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dr Slamet Rijadi Yuwono saat membacakan pidato Menkes di acara Temu Nasional Konselor Menyusui 1 di gedung Kemenkes, Kamis (11/8/2011).

"ASI eksklusif adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi kalau ingin menghasilkan masa depan yang optimal," lanjut dr Slamet Rijadi.

Pola pemberian makanan terbaik bagi bayi dan anak adalah memberikan ASI saja sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan, meneruskan ASI sampai anak berusia 24 bulan dan memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi mulai usia 6 bulan.

Pemberian ASI pada bayi tidak hanya sekedar rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), tapi juga diakui oleh agama sebagai makanan bayi dan anak ciptaan Tuhan yang tidak bisa digantikan dengan makanan atau minuman lain. Selain itu ada banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh ibu dan juga bayi jika memberikan ASI pada buah hatinya.

"Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar anak dapat tumbuh optimal adalah memberikan makanan terbaik untuk anak, dan hal ini harus dipersiapkan sejak dini," ujar dr Slamet.

Berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (Susenas) tahun 2004-2009, diketahui cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif secara terus menerus dari usia 0-6 bulan meningkat dari 19,5 persen (2005) menjadi 34,3 persen (2009).

"Meskipun ada kenaikan cakupan, tapi keadaan ini belum menggembirakan sehingga diperlukan upaya yang makin kuat dan komprehensif diantara para pemangku kepentingan," ujar Menkes Endang Sedyaningsih.

Berbagai hal diketahui menjadi faktor yang mempengaruhi belum optimalnya pemberian ASI eksklusif, salah satunya adalah gencarnya promosi pemberian susu formula.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah belum optimalnya penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (10 LMKM) serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya ASI.


ver/ir) detikhealth.com

-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons