(Foto: thinkstock)Jakarta, Wabah difteri (yang menyerang tenggorokan) tengah melanda beberapa wilayah di Jawa Timur dan beberapa sudah menetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Diduga wabah ini terjadi karena banyak bayi yang tidak mendapatkan imunisasi DPT (difteri, pertusis/batuk rejan dan tetanus).
Padahal vaksin DPT ini wajib diberikan yang merupakan campuran dari tiga vaksin yaitu untuk mencegah penyakit difteri (yang menyerang tenggorokan), pertusis (batuk rejan), dan tetanus (infeksi akibat luka yang menimbulkan kejang-kejang).
Vaksin ini diberikan sebanyak 5 kali dan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DPT diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Untuk penguatannya bisa dilakukan pada anak umur 12 tahun dan kemudian dilakukan lagi setiap 10 tahun.
"Difteri bisa dicegah dengan imunisasi, mungkin ada kantong-kantong tertentu yang belum dapat imunisasi," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE disela-sela acara penyambutan Tim kesehatan Indonesia untuk Pakistan di Terminal Haji Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis (13/10/2011).
Prof Tjandra menuturkan difteri adalah infeksi di saluran napas, jika anak demam dan mengalami gangguan pernapasan di Jawa Timur kemungkinan terkena difteri. Tapi penyakit ini bisa dicegah dengan memberikan imunisasi DPT.
"Sepanjang tahun 2011 ini jumlah kasus difteri yang terjadi di Jawa Timur ada sekitar 328 orang dan yang meninggal jumlahnya 11 orang," ujar Prof Tjandra.
Prof Tjandra menuturkan untuk penangannya saat ini metodologinya sudah jelas, salah satunya adalah dengan mengejar kantong-kantong (daerah-daerah) yang tidak terdeteksi atau belum diberikan imunisasi supaya tercover dengan cepat.
Selain itu bantuan lainnya seperti obat-obatan juga sudah dikirim ke wilayah wabah, sedangkan untuk vaksin DPT sudah secara otomatis diberikan karena termasuk ke dalam kebijakan program imunisasi wajib yang diberikan pemerintah.
Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang saluran pernapasan terutama laring, amandel dan tenggorokan. Penularannya melalui percikan ludah yang berasal dari penderita atau benda-benda yang sudah terkontaminasi bakteri, dan gejala umumnya timbul 1-4 hari setelah terinfeksi.
Gejala yang muncul adalah demam, nyeri tenggorokan ringan, nyeri saat menelan, amandel tertutup selaput lendir, mungkin terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan napas berbunyi. Jika dicurigai difteri bisa dilakukan pemeriksaan apus tenggorokan dan diperiksa di laboratorium.
ver/ir) detikhealth.com
-
Friday, October 21, 2011
Wabah Difteri di Jatim Diduga Akibat Banyak yang Belum Vaksin
-
0 komentar:
Post a Comment